Nationalgeographic.co.id—Sebuah mausoleum yang terletak di pusat Romawi kuno menjadi saksi sejarah pemakaman beberapa orang terpenting dalam Kekaisaran Romawi. Dikenal sebagai Mausoleum Augustus, selain Octavianus Augustus, di situlah Germanicus, Octavia Minor, Nero, Caligula, dan banyak lainnya dimakamkan.
Mausoleum ini dibangun pada 28 Sebelum Masehi di situs yang dikenal sebagai Campus Martius di Roma. Ini merupakan makam yang mengesankan dan monumental yang terletak di Piazza Augusto Impreatore.
“Dibangun atas perintah Kaisar Octavianus Augustus,” ungkap Natalia Klimczak dilansir dari laman Ancient Origins. Keputusan membuat makam megah dilakukan setelah memenangkan Pertempuran Actium dan mengunjungi Alexandria.
Beberapa peneliti percaya bahwa ia terinspirasi oleh makam terkenal Alexander Agung di Alexandria. Makam megah firaun, termasuk dari dinasti Ptolemeus, juga mendorongnya untuk menciptakan makam megah bagi dirinya.
Oktavianus ingin membuat sebuah makam indah yang akan menampung jasadnya dan penerus kekaisaran. Dia berharap bahwa itu akan menjadi tempat pemakaman bagi sebuah dinasti yang akan memerintah dunia selamanya.
Sebuah monumen untuk mimpi yang terkubur
Ini adalah Konstruksi luar biasa yang menyimpan abu dan jasad orang-orang penting Romawi di dalamnya. Sempat dijarah di masa lalu, mausoleum ini masih merupakan contoh arsitektur monumental yang luar biasa dari zaman Oktavianus.
“Mausoleum dibuat dalam denah melingkar dengan diameter 90 meter dan tinggi 42 meter,” tambah Klimczak. Bangunan megah ini memiliki taman kecil dengan pohon cemara di sekitarnya yang menutupi fasadnya.
Selain itu, ada patung Augustus, air mancur, dan dua obelisk granit merah muda mengapit pintu masuk. Obelisk yang sama yang sekarang terletak di Piazza dell'Esquilino, dekat Basilika Santa Maria Maggiore.
Seperti yang ditulis Strabo dalam karyanya ‘Geography’:
"Faktanya, Pompeius, Kaisar yang Dituhankan, Augustus, putra dan teman-temannya, serta istri dan saudara perempuannya, telah mengalahkan semua yang lain dalam semangat mereka untuk membangun dan dalam biaya yang dikeluarkan.”
Menurut banyak sejarawan, pada tahun 410 M, Visigoth memasuki makam dan mencuri guci dan menyebarkan abunya di sekitar. Tetapi beberapa peneliti berpendapat bahwa cerita ini hanyalah propaganda anti-Visigoth.