Hukum Sparta direformasi oleh raja Lycurgus (abad ke-9 SM) dan menekankan pentingnya kesetaraan di antara semua warga negara. Anak perempuan diberikan latihan fisik yang sama dengan anak laki-laki dan dididik pada tingkat yang sama di rumah. Sementara anak laki-laki akan bersekolah di sekolah umum.
Pentingnya peran seorang ibu
Helot mengurus pekerjaan kasar, termasuk menenun pakaian. Ini memungkinkan seorang wanita Sparta untuk berkonsentrasi pada apa yang diyakini Lycurgus sebagai peran terpenting mereka: menjadi ibu.
Wanita Sparta terkenal bangga dengan anak-anak mereka. Seorang anak diharapkan untuk menghormati negara kota melalui perilaku yang baik. Pada saat yang sama, wanita memiliki tanggung jawab menjalankan pertanian atau perkebunan serta mengelola keuangan. Mereka juga menjalankan bisnis karena laki-laki sering pergi berperang.
"Tujuan seks dalam pernikahan adalah untuk menciptakan anak-anak yang kuat dan sehat," ungkap Joshua J. Mark di laman World History. Bukan cuma pria, wanita juga diizinkan mengambil kekasih pria untuk mencapai tujuan yang sama.
Meskipun Athena sering disebut sebagai ‘tempat kelahiran demokrasi’, wanita Athena tidak memiliki suara dalam politik atau bisnis suami mereka. Sedangkan wanita Sparta berpartisipasi secara bebas di hampir setiap aspek kehidupan politik dan sosial di Sparta.