Sejarah Berdarah Koloseum, Arena Hiburan dan Pembantaian Romawi

By Sysilia Tanhati, Senin, 9 Mei 2022 | 15:00 WIB
Bertahan selama ribuan tahun, kini Koloseum jadi ikon warisan Romawi juga simbol pertumpahan darah. ( Photoholgic/Unsplash)

 Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Konstantinopel Disebut-sebut sebagai 'Roma Baru'

  

Selain pertandingan, Koloseum juga menjadi tempat eksekusi para tahanan. Lagi-lagi, eksekusi juga dipertontonkan bagi warga Romawi.

Mengapa eksekusi dilakukan di depan umum dan ditonton oleh banyak orang? "Ini sebagai peringatan akan konsekuensi dari kejahatan serius," ungkap Mauro Poma dilansir dari laman Ancient Origins.

Alih fungsi yang berlarut-larut

Alih fungsi Koloseum sebagai arena berlangsung lama dan berlarut-larut. Pertama, Honorius melarang pertarungan gladiator pada akhir abad ke-4 Masehi. Namun, struktur tersebut ternyata masih merupakan tempat penting di Roma. Bukti epigrafis yang menunjukkan bahwa Theodosius II dan Valentinian III — yang memerintah pada pertengahan abad ke-5 — memulihkan struktur tersebut.

Venationes, perburuan binatang Romawi, diketahui telah berlangsung setidaknya sampai tahun 523. Anicius Maximus, mendiang senator Romawi, merayakan konsulnya dengan permainan.

Pada abad ke-13, arena telah menjadi kastil, diambil alih oleh keluarga Frangipani dan dibentengi. Kemudian, di zaman para Paus, Koloseum menjadi subyek banyak pertimbangan. Pada akhir abad ke-16 Paus Sixtus V, salah satu pembangun besar Roma, mengajukan rencana untuk mengubah Koloseum menjadi pabrik wol. “Ini untuk memberikan pekerjaan jujur bagi para pelacur,” tambah Johns. Kematiannya mengakhiri proposal dan rencana ini.

Kini, Koloseum dikunjungi oleh jutaan turis dari berbagai negara. Sambil menyusuri lorong, Anda dapat membayangkan sejarah berdarah amfiteater ikonik Romawi.