Temuan Kompleks Kuno Bawah Tanah, Diduga Tempat Kultus Kesuburan

By Maria Gabrielle, Selasa, 17 Mei 2022 | 10:00 WIB
Kompleks kuno di Turki ini memiliki gambar cadas langka di dindingnya. (M. Önal, C. Uludağ, Y. Koyuncu/Antiquity Publications Ltd)

Nationalgeographic.co.id—Keberadaan kompleks kuno bawah tanah di Turki diketahui oleh pihak berwenang pada 2017 lalu. Bukan sembarang kompleks bawah tanah, para arkeolog menduga tempat tersebut digunakan oleh kultus kesuburan selama milenium pertama SM.

Dilansir dari Live Science, kompleks ini ditemukan oleh para penjarah di bawah sebuah rumah dan menargetkan harta karunnya. Namun polisi berhasil menggagalkan rencana itu dan petugas investigasi menemukan lubang buatan yang dibuat penjarah.

Penemuan ini mendorong polisi untuk memberi tahu pihak Museum Arkeologi Şanlıurfa. Para ahli dari museum kemudian melakukan penggalian di bulan Agustus dan September 2018. Namun, penggalian ditangguhkan setelah dua bulan lantaran ketidakstabilan situs. Daerah tersebut kini berada di bawah perlindungan hukum Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Turki.

Kompleks kuno ini memiliki gambar cadas langka di dindingnya, menampilkan dewa-dewi yang digambarkan dalam gaya Asyur. Gaya seni ini tampaknya telah diadaptasi oleh kelompok-kelompok lokal, menunjukkan betapa kuatnya budaya Kekaisaran Neo-Asyur atau Asyur Baru yang berasal dari Mesopotamia dan kemudian diperluas ke Anatolia menyebar ke orang-orang yang ditaklukkannya di wilayah ini.

“Temuan ini menjadi saksi pelaksanaan hegemoni Asyur di wilayah tersebut pada fase awal,” ujar Selim Ferruh Adalı salah satu penulis studi kepada Live Science.

"Panel dinding berisi penggambaran prosesi ilahi dengan elemen yang sebelumnya tidak diketahui, dengan tulisan Aram untuk menggambarkan beberapa dewa sambil menggabungkan ikonografi ilahi Neo-Asyur, Aram, dan Siro-Anatolia,” lanjut profesor sejarah kuno di Universitas Ilmu Sosial Ankara.

Studi ini telah dipublikasikan di jurnal Antiquity dengan judul An Assyrianised rock wall panel with figures in Başbük in south-eastern Turkey pada 11 Mei 2022. Para arkeolog menentukan bahwa bagian lubang yang berukuran sekitar 2,2 kali 1,5 meter mengarah ke ruang masuk, yang diukir dari batuan dasar kapur di kompleks bawah tanah.

Kompleks bawah tanah berasal dari periode Neo-Asyur awal, sekitar abad kesembilan SM, dan memiliki galeri atas dan bawah, serta ruang masuk. Lubang asli ke ruang masuk belum ditemukan. Selama periode penggalian yang singkat, para arkeolog membersihkan sedimen yang jatuh karena erosi di ruang bawah tanah.

Mereka mendapati adanya relief batu dekoratif yang diukir di panel dinding. Panel menggambarkan prosesi dewa dan dewi dari jajaran Aram, beberapa dengan prasasti Aram di sebelahnya. Ekskavator mengirimkan foto prasasti pada panel ke Adalı yang menemukan bahwa panel tersebut memiliki makna sejarah yang besar.

Ekspansi Kekaisaran Neo-Asyur ke tempat yang sekarang disebut Turki ini mengilhami revolusi budaya. Karena elit Asyur menggunakan seni dari gaya mereka untuk mengekspresikan kekuasaan atas masyarakat lokal yang berbahasa Luwian dan Aram. Para peneliti menemukan panel dinding di Başbük menunjukkan bagaimana seni Asyur diadaptasi ke dalam gaya Aram di kota-kota dan desa-desa provinsi.

Penggambaran Dewa Hadad dan Dewi Atargatis. (Önal, M. et al/Antiquity Publications Ltd)

Prasasti Aram tentang Dewa Bulan, Sîn. (S.F Adalı/Antiquity Publications Ltd)

Menurut penelitian ini empat dari delapan dewa yang digambarkan pada panel tidak dapat diidentifikasi. Prasasti Aram melabeli tiga dewa yakni Hadad, dewa badai, hujan, dan guntur, kemudian pendampingnya Atargatis, dewi kesuburan dan perlindungan. Ada pula dewa bulan, Sîn dan dewa matahari, Šamaš. Gambar Atargatis adalah penggambaran paling awal yang diketahui dari dewi ini, dewi utama Suriah, di wilayah ini

"Dimasukkannya tema agama Syro-Anatolia menggambarkan adaptasi elemen Neo-Asyur dengan cara yang tidak diharapkan dari penemuan sebelumnya. Mereka mencerminkan fase awal kehadiran Asyur di wilayah tersebut ketika elemen lokal lebih ditekankan,” jelas Selim Ferruh Adalı.

Para dewa di panel dinding menunjukkan itu adalah tempat kultus kesuburan regional dewa-dewa Siro-Anatolia dan Aram dengan ritual yang diawasi oleh otoritas Neo-Asyur awal. Salah satu otoritas tersebut mungkin adalah Mukīn-abūa, seorang pejabat Neo-Asyur yang hidup pada masa pemerintahan raja Asyur Adad-nirari III (811 SM hingga 783 SM).

   

Baca Juga: Kultus Isis, sang Dewi Kesuburan yang Dipercaya Masyarakat Romawi

Baca Juga: Mengungkap Misteri Ritual Penguburan Mayat Neolitikum di Turki

 Baca Juga: Penemuan Perdana Kerangka Korban Tsunami Akibat Letusan Thera di Turki

 Baca Juga: Penemuan Makam untuk Kremasi dari Periode Helenistik di Turki

   

Para peneliti mengidentifikasi sebuah prasasti yang mungkin merujuk pada Mukn-abūa. Ada kemungkinan bahwa Mukīn-abūa mengambil alih wilayah tersebut, dan dia menggunakan kompleks ini untuk berintegrasi dengan dan memenangkan penduduk setempat.

Sementara itu, kehadiran seni Neo-Asyur di kompleks ini tidak serta merta membuat panel ini dibuat oleh seniman kekaisaran. Sebaliknya, sepertinya panel itu dibuat oleh seniman lokal yang melayani otoritas Asyur yang mengadaptasi seni Neo-Asyur dalam konteks provinsi.

Dia menambahkan bahwa tim menduga penggalian lebih lanjut akan mengungkap lebih banyak area kompleks bawah tanah dan mungkin menghasilkan lebih banyak contoh karya seni, karena hanya sebagian kecil dari keseluruhan situs yang telah dieksplorasi sejauh ini. Penggalian skala penuh diperkirakan akan dilakukan ketika keseluruhan situs telah disiapkan, sesuai dengan prosedur hukum warisan budaya Turki.