Bukan Kucing atau Burung, Firaun Pertama dari Mesir Memuja Ikan Lele

By Sysilia Tanhati, Minggu, 15 Mei 2022 | 10:00 WIB
Orang Mesir percaya bahwa ikan lele dapat memandu kendaraan yang membawa cakram matahari melalui kegelapan dunia bawah. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Kobra, kucing, dan burung nasar adalah salah satu hewan paling populer yang digambarkan dalam seni Mesir kuno. Namun ikan lele juga pernah mendominasi ikonografi peradaban Sungai Nil. Firaun pertama dari Mesir kuno memuja ikan ini.

Lele (catfish) adalah kelompok ikan yang paling beragam di bumi. Ada 2.000 hingga 3.000 spesies memiliki beberapa karakteristik yang luar biasa. Jadi tidak heran hewan ini menarik perhatian orang Mesir, salah satu budaya kuno yang paling sadar akan hewan.

Dinamakan karena kumisnya yang mirip kucing, yang disebut sungut, ikan lele memiliki indra yang diasah halus. “Ini memungkinkannya bertahan hidup dan menemukan makanan di perairan keruh dan berlumpur,” tutur Elisa Castel untuk National Geographic. Salah satu keluarga ikan lele memiliki sistem pernapasan yang memungkinkannya menggunakan oksigen atmosfer. Kemampuan ini digunakan oleh Clarias batrachus yang menggunakan siripnya untuk berjalan di atas tanah. Di Indonesia, lele ini disebut lele jawa.

Castel menambahkan, “Orang Mesir kuno memiliki pengetahuan mendalam tentang beberapa spesies ikan lele di Sungai Nil.” Spesies tiap jenis ikan lele sering kali dapat diidentifikasi dengan jelas dalam seni dan ikonografi Mesir.

Orang Mesir menghubungkan peran simbolis dan mitologis yang kaya dengan ikan lele. Ikan lele yang memiliki posisi terbalik seperti Synodontis batensoda, misalnya, memiliki makna simbolis. Orientasi ‘terbalik’ memungkinkannya untuk memosisikan mulutnya dekat dengan permukaan air, dari mana ia tampak berenang terbalik. Dengan perut di permukaan, ikan itu tampak mati tetapi jelas hidup. Bagi orang Mesir, ini menunjukkan kekuatan regenerasi.

Jimat ikan lele pun ditemukan di seluruh situs Kerajaan Lama dan Tengah di Mesir. Benda-benda ini dipercaya dapat mencegah tenggelam dan dipakai sebagai kalung atau hiasan rambut. Satu liontin emas dari awal milenium kedua Sebelum Masehi dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai lele terbalik.

Ikan lele untuk raja

Sebagian besar hewan yang terkait dengan Mesir kuno populer dalam ikonografi Kerajaan Baru (1539-1075 SM). Lele adalah ikon ribuan tahun sebelum itu, selama Kerajaan Tengah dan Lama dan bahkan Periode Pradinastik.

Penggunaan ikan lele sebagai ikon dapat ditelusuri kembali ke salah satu artefak Mesir tertua, Pelat Narmer. Sekitar 3000 SM, Narmer dikatakan telah memimpin Mesir Hulu dalam penaklukannya atas Mesir Hilir. Ia menyatukan tanah dan mendirikan dinasti pertama Mesir.

Pelat itu menggambarkan Narmer yang menyerang musuh dengan gada. Namanya tercantum di atasnya sehingga membuat para arkeolog menyimpulkan bahwa Narmer menjadi pemenangnya. Namanya terdiri dari dua hieroglif: n'r-mr yang diartikan sebagai ikan lele yang ganas. Lele dan pahat merepresentasikan namanya.

 Baca Juga: Misteri Patung Sphinx, Mesir: Diduga Kembar dan Punya Ruang Rahasia?

 Baca Juga: Masturbasi di Sungai Nil, Jadi Ritual Keagamaan Era Mesir Kuno

 Baca Juga: Kuil Firaun Wanita Ini Ungkap Cara 'Master Kuno' Membuat Karya Seni

Dalam menentukan nama, Firaun akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan jenis hewan liar yang dihormati. “Kekuatan hewan liar yang agresif dan mengendalikan adalah tema umum di kalangan elit Periode Pradinastik akhir,” tulis ahli Mesir Kuno Toby A.H. Wilkinson. “Dalam sistem kepercayaan pada akhir Periode Pradinastik, lele jelas dipandang sebagai simbol dominasi dan kontrol, motif ideal untuk mengasosiasikan raja.”

Lele digambarkan pada beberapa relief makam yang signifikan dari periode awal ini. Salah satu yang paling terkenal adalah mastaba Ty. Seorang bangsawan dinasti ke-5 yang makamnya di Saqqara menampilkan beberapa dekorasi ikan lele dan nelayan.

Contoh lain adalah pada mastaba Kagemni, perdana menteri raja ke-6 dinasti Teti, di Saqqara. Relief di makam ini menggambarkan adegan memancing di mana laki-laki di perahu papirus tampak mengejar ikan dari berbagai jenis. Ini termasuk ikan lele berkumis.

Lele memandu dan melindungi orang Mesir setelah kematian

Banyak spesies ikan lele hidup di Sungai Nil. Yang ada di Pelat Narmer telah diidentifikasi sebagai milik genus Heterobranchus. Jenis lele lain, Malapterurus electricus, lele listrik, secara harfiah, merupakan sumber kejutan dan kekaguman bagi orang Mesir. Ikan ini memiliki muatan listrik hingga 350 volt dapat menyetrum dan menghalangi pemangsa. Lele ini dapat memberikan kejutan yang menyakitkan bagi manusia yang mencoba mendekatinya. “Representasinya pada relief nelayan Kerajaan Lama adalah penggambaran makhluk-makhluk ini paling awal yang diketahui di dunia,” Castel menuturkan.

Kemampuan ikan lele untuk menavigasi dasar sungai Nil yang keruh tampaknya memberinya kualitas magis. Orang Mesir percaya bahwa ikan lele dapat memandu kendaraan yang membawa cakram matahari melalui kegelapan dunia bawah. Karena dunia bawah dianggap sebagai alam berair, ikan lele dapat terus melindungi orang setelah kematian maupun dalam kehidupan.