Politik Kerajaan dan Patriotisme Italia pada Sepotong Piza Margherita

By Sysilia Tanhati, Minggu, 15 Mei 2022 | 12:00 WIB
Apakah pizza Margherita merupakan bagian dari diplomasi kuliner yang dibuat oleh pejabat kerajaan? (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Piza adalah salah satu hidangan paling populer di seluruh dunia. Kombinasi sederhana roti pipih panggang, tomat, dan keju ini berkembang di Italia. Di awal abad ke-20, imigran Italia membawanya ke Amerika serikat dan popularitasnya pun meledak.

Ada banyak variasi piza yang berbeda, tetapi konon hanya satu piza yang memiliki hubungan dengan kerajaan. Kisah asalnya dimulai ketika ratu Italia mengunjungi Napoli pada tahun 1889. Berjalan-jalan di pusat kota, Ratu Margherita dan suaminya mencium aroma lezat yang berasal dari sebuah restoran.

Penasaran, keduanya mengundang koki restoran, Raffaele Esposito, ke Istana Capodimonte untuk menyiapkan hidangan bagi pasangan kerajaan itu. Esposito menyiapkan tiga jenis piza yang berbeda. Salah satu pilihan meniru warna bendera Italia, menampilkan tomat berwarna merah, mozzarella putih, dan kemangi hijau segar.

Keesokan harinya, Esposito menerima surat dari Camillo Galli, kepala rumah tangga kerajaan. Surat itu berbunyi: “Yang terhormat, Raffaele Esposito. Saya mengonfirmasi bahwa tiga jenis piza yang Anda siapkan untuk Yang Mulia Ratu ternyata sangat lezat.”

Meskipun Margherita menikmati ketiga piza tersebut, di suratnya Galli menyatakan bahwa yang berwarna merah, putih, dan hijau sebagai favoritnya. Esposito pun menamakan piza itu sesuai nama sang Ratu, Margherita. “Sejak itu, spesialisasi Neapolitan klasik pun lahir,” ungkap Braden Phillips kepada National Geographic.

Piza dan patriotisme

Kisah ini, dengan berbagai variasi, terus diceritakan oleh pemandu wisata, buku masak, dan sejarah makanan. Memiliki daya tarik, seorang ratu yang mencicipi makanan rakyat, serta nuansa patriotik yang diwujudkan oleh warna piza.

Namun apakah kisah ini benar-benar nyata? Sejarawan mengonfirmasinya. Pada tahun 1889, Esposito adalah pemilik restoran piza. Umberto dan Margherita memang berada di Naples ketika surat tentang piza dikirim pada 11 Juni 1889.

Saat itu, para bangsawan memiliki motif untuk mengambil hati penduduk Neapolitan. Pajak yang tinggi dari kerajaan membuat mereka kesal.

Gerakan untuk membebaskan Italia dari kekuasaan asing telah dimulai pada awal 1800-an. Pada tahun 1861 Italia selatan dan Napoli direbut dari penguasa Bourbon dan Kerajaan Italia yang merdeka diproklamasikan.

Dimasukkannya Roma dalam kerajaan baru pada tahun 1870 menyelesaikan penyatuan. Pada tahun 1878 raja kedua Italia dinobatkan: Umberto I, dengan Margherita sebagai ratunya. Italia Bersatu, benderanya, dan monarkinya merupakan konsep baru saat itu. “Dan ini tidak populer di semua kalangan,” Phillips pun menambahkan.

Makanan bisa menjadi pemersatu. Terutama piza dari Neapolitan, yang dibuat dengan warna-warna bendera, dipuji oleh sang Ratu.

Makanan dan politik

Apakah piza Margherita merupakan bagian dari diplomasi kuliner yang dibuat oleh pejabat kerajaan? Bayangkan jika keluarga kerajaan mencicipi makanan rakyat, tentu ini sangat membanggakan dan menyenangkan hati.

Sejarawan makanan mengungkapkan beberapa fakta di balik kisah itu. Mungkin yang paling memberatkan adalah bahwa hidangan itu ada setidaknya tiga dekade sebelum kunjungan kerajaan ke Naples.

Dalam kumpulan esai tahun 1853 tentang kebiasaan Neapolitan, penulis Emanuele Rocco menggambarkan piza dengan topping "basilico, muzzarella, e pomodoro": basil, mozzarella, dan tomat. Jadi, ini tidak dibuat khusus untuk ratu Margherita.

 Baca Juga: Penasaran Seperti Apa Santapan Orang Romawi? Kunjungi Museum Ini

 Baca Juga: Hasil Studi Pola Makan Penduduk Kota Kuno Herculaneum, Italia

 Baca Juga: Mantan Koki Kerajaan Inggris Ungkap Ratu Tak Pernah Pesan Pizza

Catatan lokal tidak mengungkapkan referensi kontemporer untuk insiden restoran piza Esposito. The Gazette of the Kingdom of Italy, yang menerbitkan berita kerajaan, tidak menyebutkan tentang kunjungan ratu atau surat Galli kepada Esposito. Contoh tulisan tangan Galli telah dibandingkan dengan tanda tangan surat yang dikirim ke Esposito. Keduanya tidak cocok.

Jadi jika Galli tidak menulis surat atas nama ratu, siapa yang melakukannya? Petunjuk yang mungkin terletak pada nama penerima surat: Raffaele Esposito Brandi. Dimasukkannya nama keluarga kedua suami istri ini adalah hal yang aneh. Istri Raffaele Esposito, Maria Giovanna, memiliki nama gadis Brandi.

Secara tradisional, pria Eropa tidak menggunakan nama belakang istri mereka, jadi Esposito tidak akan menggunakan Brandi. Namun, ada dua orang yang terkait dengan restoran piza yaitu Giovanni dan Pasquale Brandi. Mereka adalah keponakan Maria yang mengambil alih restoran piza pada tahun 1932.

Satu teori adalah bahwa saudara-saudara Brandi mencoba menghidupkan bisnis. Mereka membuat kisah yang dikaitkan dengan ratu untuk menambah popularitas. Setelah mengganti nama pendirian Pizzeria Brandi pada tahun 1932, surat yang mereka duga palsu harus mengacu pada nama Brandi.

Kisah para bangsawan yang mengonsumsi makanan rakyat tersebar luas di Italia. Pada tahun 1880, satu dekade sebelum surat piza diduga dikirim, cerita serupa muncul di surat kabar Il Bersagliere. Ratu Margherita diceritakan memuji barang-barang pembuat piza.

Restoran piza Esposito masih beroperasi hingga sekarang dan masih disebut Pizzeria Brandi. Kebenaran cerita piza Margherita masih dipertanyakan hingga kini.