Nationalgeographic.co.id - Selain Pompeii, ada kota kuno lainnya yang luluh lantak karena letusan Gunung Vesuvius yaitu Herculaneum. Kala itu, kota kuno yang terletak di Campania, Italia, ini diketahui memiliki 4.000 hingga 5.000 penduduk.
Pada saat erupsi Gunung Vesuvius penduduk Herculaneum berkumpul di gudang kapal guna menghindari dampak letusan. Namun, letusan tiba-tiba dengan suhu yang mencapai 250 °C membunuh mereka seketika.
Kerangka penduduk Herculaneum yang terawetkan dengan baik menyimpan petunjuk mengenai pola makan orang Roma kuno. Dilansir dari Science, analisis terbaru dari tulang belulang 17 korban mengungkapkan apa yang dimakan oleh penduduk kota kuno ini.
Ternyata, penduduk kota Herculaneum banyak mengonsumsi hidangan laut dan minyak zaitun. Fakta ini mengonfirmasi sejarawan yang memperkirakan kalau rata-rata orang Romawi pada masa itu mengonsumsi 20 liter minyak setiap tahunnya.
Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii
Seorang archaeobotanist dari Royal Holloway University of London, Erica Rowan, mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada studi mengenai pola makan orang-orang Romawi kuno. Hanya saja baru mencakup garis besarnya saja, belum mendalam.
Dari penelitian terdahulu, para ilmuwan menganalisis kolagen dari tulang-tulang penduduk Herculaneum, didapati kalau pria di sana memiliki pola makan yang lebih variatif daripada wanita. Dalam studi terbaru, para peneliti mengisolasi asam amino spesifik (bahan penyusun protein) dari kolagen dan menentukan rasio varietas atau isotop, atom nitrogen dan karbon.
Isotop tersebut dapat ditelusuri di makanan tertentu. Temuan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang ditemukan di kota kuno, diketahui kalau orang-orang Herculaneum memakan biji-bijian seperti gandum dan millet. Meski proporsinya masih menjadi misteri, mereka juga mengonsumsi lentil, kacang-kacangan, ceri, persik, dan zaitun serta 70 jenis ikan dan kerang dari Teluk Napoli.
“Kami dapat mengetahui dari mana kalori mereka berasal (dengan menggunakan metode baru). Kami dapat melihat bahan makanan yang biasanya tidak bisa dilihat karena bukan protein,” ujar Oliver Craig, seorang arkeolog di University of York.
Selain itu, hasil analisis ini juga cukup mengejutkan karena penduduk Herculaneum tiga kali lipat lebih banyak makan makanan laut dibandingkan dengan penduduk wilayah Mediterania saat ini. Fakta mengenai pemakaian minyak zaitun juga menarik, sekitar 12 persen dari kalori yang dikonsumsi. Minyak ini menjadi sumber lemak yang paling utama pada asupan orang-orang Romawi.
Baca Juga: Restoran Berusia 2.000 Tahun di Pompeii dibuka 12 Agustus 2021
Pohon zaitun sendiri ditanam secara luas di sepanjang wilayah kekaisaran Romawi. Hal ini membuat zaitun menjadi komoditi yang melimpah.
“Minyak bukan sekadar tambahan (dalam makanan) tapi merupakan bahan penting. Mereka banyak mendapat energi dari minyak zaitun,” kata Silvia Soncin dari Sapienza University of Rome.
Kaum hawa di Herculaneum lebih sedikit mengonsumsi biji-bijian dan gandum dibanding para pria. Sedangkan, para pria lebih banyak makan ikan dan aneka kerang. Para peneliti menduga kalau pola makan laki-laki lebih variatif karena mereka menghabiskan waktu lebih banyak di luar rumah.
Lebih lanjut, para peneliti ini menyadari kalau pola makan penduduk Herculaneum belum tentu menggambarkan pola makan masyarakat Kekaisaran Romawi secara keseluruhan. Pola makan penduduk Herculaneum yang variatif mungkin bisa terjadi karena daerah mereka terletak di Teluk Napoli, dekat dengan pelabuhan utama dan dikelilingi tanah yang subur. Meski begitu, metode ini bisa menjelaskan pola makan orang-orang di masa lalu di belahan dunia lainnya.
Kota kuno Herculanaeum, dikutip dari Britannica, berada delapan kilometer di sebelah tenggara Teluk Napoli dan sebelah barat kaki Gunung Vesuvius. Erupsi gunung terjadi di tahun 79 Masehi membumihanguskan Herculanaeum, Pompeii, Torre Annunziata, dan Stabiae.
Source | : | britannica,Science |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR