Nationalgeographic.co.id—Attila sang Hun memiliki reputasi terkenal sebagai prajurit yang kejam dan menakutkan tanpa belas kasihan.
Ia memimpin suku barbarnya di jalan kehancuran di seluruh Kekaisaran Romawi, mengeklaim tanah dan tahanan. “Juga menghancurkan kota-kota di sepanjang jalan,” ungkap Jack Crawford dilansir dari laman The Collector. Dengan rekor yang hampir sempurna dalam pertempuran, namanya menimbulkan ketakutan di hati setiap pria, wanita dan anak-anak.
Pada akhir masa pemerintahannya, ia telah memperluas Kekaisaran Hun untuk mencakup sebagian besar dunia kuno. Beberapa percaya dia bahkan bertanggung jawab atas runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat.
Dia memang kuat, tirani, dan destruktif, tetapi apakah dia benar-benar penguasa terhebat dalam sejarah?
Prajurit barbar terhebat di masanya
Tidak diragukan lagi, Attila adalah prajurit barbar paling terkenal di dunia kuno. Misinya untuk menghancurkan Kekaisaran Romawi sedikit demi sedikit hampir terwujud, meski tidak sepenuhnya.
Keinginan terbesarnya adalah untuk memperluas wilayah Kekaisaran Hun. “Atilla melakukan segala cara untuk mewujudkan keinginannya ini,” tambah Crawford.
Sepanjang tahun 440-an, ia dan pasukan nomadennya mengamuk di Kekaisaran Romawi Timur, menjarah kota-kota besar di sepanjang jalan. Dengan dalih menjaga kedamaian Kekaisaran Timur, Atilla menuntut emas dalam jumlah besar. Tuntutannya ini membuat kekayaan Kekaisaran Timur terkuras. Meski sudah membuat perjanjian damai, Atilla tidak ragu-ragu untuk melanggar ketentuan kontraknya kapan pun dia mau.
Meninggalkan jejak kehancuran di sepanjang jalan
Attila dan suku Hun terkenal karena kerap mengamuk di kota-kota dan meninggalkan jejak kehancuran yang mengerikan.
Tentara Hun memiliki serangkaian teknik pertempuran canggih yang membuat mereka hampir mustahil untuk dikalahkan. Ini termasuk penggunaan busur Hun, senjata yang sangat canggih pada saat itu.
Sang Pemimpin juga melatih pasukannya untuk menembakkan panah bersama mereka saat berkuda dengan kecepatan sangat tinggi. Tidak hanya itu, tentara Hun juga menggunakan laso untuk menangkap tentara dan pedang panjang untuk menebas tanpa pandang bulu.