Belanda Melempar Tahi di Kota Batavia, Lahirlah Tanah Betawi

By Utomo Priyambodo, Kamis, 19 Mei 2022 | 11:00 WIB
Perang di Batavia antara tentara Belanda dan tentara Mataram pada 1628. (Anonymous (engraver / etcher), Aart Dircksz Oossaan (publisher), Sander Wybrants (publisher))

Baca Juga: Ketika Orang-Orang Belanda Minum Air Bekas Mandi Warga Batavia

Baca Juga: Catatan Kelam Batavia, Sepuluh Ribu Orang Tionghoa Dibantai Kompeni

Baca Juga: Kesaksian Prajurit Mataram Juluki Batavia Sebagai 'Kota Tahi'

Para tentara Mataram tak tahan dengan bau tahi itu. Mereka berlari sambil berteriak, "Mambet tahi! Mambet tahi!" (Artinya: Bau tahi! Bau tahi!).

"Konon, dari teriakan itulah kemudian muncul istilah sekaligus lahir nama 'Betawi'. Secara bergurau, banyak pula orang mengatakan bahwa itulah asal-muasal tanah Betawi," tulis Zaenuddin.

Lantaran peristiwa pelemparan tahi itu, Batavia juga pernah mendapat julukan sebagai "Kota Tahi". Kota yang di sebagian wilayahnya berserakan kotoran manusia.

Bahkan F de Haan, penulis buku Oud-Batavia yang terkenal itu, menyebutkan bahwa pada tahun 1899, jalan di sebelah barat (bekas) benteng Holandia yang bernama "Buiten Kaaimans Straat" oleh penduduk setempat disebut Gang Tahi. Sungguh aneh, kotoran manusia seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Jakarta.