Kisah di Balik Ekspedisi Magellan Mencari Jalur Rempah yang Baru

By Sysilia Tanhati, Kamis, 2 Juni 2022 | 06:58 WIB
Rencananya ditolak oleh raja Portugis, ia pun meninggalkan kesetiaannya. (Wikipedia)

 Baca Juga: James Cook Pernah Keluyuran di Batavia

 Baca Juga: Merapah Rempah: Upah, Darah, dan Budak-budak Sepanjang Jalur Rempah

 Baca Juga: Merapah Rempah: Rumphius dan Riwayat Kacang Tanah di Nusantara

      

Ekspedisi ini membuktikan bahwa dunia dapat dijelajahi. Meski bukan yang pertama mengelilingi dunia, Magellan membuka pintu bagi penjajahan Eropa atas nama perdagangan.

Di sisi lain, bagi penduduk asli Filipina, kedatangan penjelajah menandai era baru penaklukan, Kristenisasi, dan kolonisasi. Lapu-Lapu, penguasa Mactan yang pasukannya membunuh Magellan, sering dianggap sebagai pembunuh sang penjelajah. Alhasil, ia menjadi pahlawan nasional di Filipina.

Saat peringatan 500 tahun kedatangan Magellan di Filipina, negara itu mempersembahkan sebuah monumen baru. Patung Lapu-lapu berdiri di kota yang menyandang namanya. Sebuah monumen yang mengenang pertempuran itu sendiri dan upaya kelompok yang menjatuhkan seorang penjelajah epik.

Haruskah Magellan dianggap sebagai pahlawan atau disebut Ocampo, ‘turis pertama’, Filipina? Lima abad berlalu, warisan penjelajahannya masih serumit seperti saat ia memulainya.