Fosil Tanaman Berusia 55 Juta Tahun Ungkap Wilayah Kutub Dulu Hijau

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 4 Juni 2022 | 11:00 WIB
Wilayah kutub di zaman Eosen hijau dan subur. (Alfred-Wegener-Institut/J. McKay)

Kering hari ini, Australia pernah ditutupi oleh hutan lebat, menurut penelitian baru. (Adobe Stock)

Untuk mempertahankan lanskap hijau yang subur, benua membutuhkan pasokan curah hujan yang stabil. Kehangatan berarti lebih banyak penguapan, dan lebih banyak curah hujan tersedia untuk pindah ke pedalaman benua Australia.

Tingkat karbon dioksida yang lebih tinggi di atmosfer pada saat itu, 1.500 hingga 2.000 bagian per juta, juga berkontribusi pada kesuburan melalui proses yang disebut pemupukan karbon. Reichgelt menjelaskan bahwa dengan kelimpahan CO2, tanaman pada dasarnya membentuk daratan ketika itu.

 Baca Juga: Seperti Apa Hutan di Benua Pangaea? Fosil Tanaman Jadi Saksinya

 Baca Juga: Sebelum Membeku dan Tertutup Es, Antartika Dipenuhi Hutan Hujan

 Baca Juga: Apa Jadinya Bumi Tanpa Manusia Modern? Begini Penjelasan Para Ahli

"Australia Selatan tampaknya sebagian besar berhutan, dengan produktivitas primer serupa dengan hutan musiman, tidak berbeda dengan yang ada di New England saat ini," kata Reichgelt.

Di musim panas, ia menjelaskan, belahan Bumi Utara hari ini, ada perubahan besar dalam siklus karbon. Hal itu karena banyak karbon dioksida yang ditarik karena produktivitas primer di hutan yang sangat luas yang ada di sabuk besar sekitar 40 hingga 60 derajat utara.

Sedangkan di belahan bumi selatan, tidak ada daratan seperti itu yang ada pada garis lintang yang sama saat ini. Akan tetapi Australia selama Eosen menempati 40 derajat hingga 60 derajat selatan.

"Sebagai hasilnya, akan ada daratan besar yang sangat produktif selama musim panas di belahan bumi selatan, menarik karbon, lebih dari apa yang dilakukan Australia hari ini karena sebagian besar gersang," katanya.