Bon Rojo Berkisah: Ruang Terbuka Hijau di Blitar dari Zaman Belanda

By Galih Pranata, Senin, 13 Juni 2022 | 11:00 WIB
Kolam di taman kota (Bon Rojo) di Blitar sekitar 1920. (KITLV)

"Secara hak kepemilikan tanah, tanah ini merupakan milik gemeente Blitar, sedangkan tanah gereja merupakan tanah milik gereja setempat," tulis Jeffry.

Mulanya, dibukanya taman kota Blitar ini difungsikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai laboratorium tanaman unggulan.

Selain itu juga berfungsi sebagai tempat persemaian segala macam tanaman pohon lindung, jenis tanaman keras, tanaman hias, bunga-bungaan, dan lahan tempat membudidayakan berbagai jenis rumput atau gazon untuk meningkatkan kualitas perkebunan (onderneming) di Blitar.

Begitupun disebut dalam surat kabar Bataviaasch Niewblad terbitan 19 Desember 1907, dinyatakan bahwa "Bon Rojo adalah laboratorium tanaman unggulan sehingga disebut sebagai miniatur Kebun Raya Bogor."

   

Baca Juga: Kota Blitar dalam Nostalgia Sebungkus Roti

Baca Juga: Anthony Fokker, Pembuat Pesawat Andalan PD I yang Lahir di Blitar

Baca Juga: 170 Tahun Kebun Raya Cibodas: Usaha Konservasi hingga Wisata Alam

Baca Juga: Tuan Treub, Sosok di Balik Keindahan Kebun Raya Bogor dan Silang Monas

    

Beberapa tanaman yang membuat onderneming Belanda berjaya di Blitar, tidak lepas dari proses riset yang terjadi di dalam areal taman.

Namun, selain sebagai wadah bagi kebutuhan riset agrikultur Belanda, Bon Rojo juga didirikan untuk tempat rekreasi bagi masyarakat Belanda dan masyarakat Blitar sehingga menjadi kebanggaan kota.

Selain itu, ada pula koepel yang khas dengan gaya arsitektur Belanda. "Bangunan ini dibuat oleh administraturnya untuk tempat berteduh," ungkap Jeffry kepada National Geographic Indonesia.

Menelusuri jejak koepel di Bon Rojo, tidak lepas dari posisi kolam yang mengitarinya. Keindahan taman lantas terpancar dari sana. Gaya arsitektur Eropanya telah mewarnai. Setidaknya, Bon Rojo yang sempat terlupakan zaman, telah menjadi warisan sejarah. Terlebih, menjadi kebanggan bagi rakyat Blitar.