Predator darat Terbesar di Eropa Ditemukan di Pulau Isle of Wight

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 11 Juni 2022 | 15:00 WIB
Ilustrasi spinosaurid White Rock. (A Hutchings)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian yang dipimpin oleh ahli paleontologi di University of Southampton telah mengidentifikasi sisa-sisa salah satu pemburu darat terbesar di Eropa. Dinosaurus tersebut berukuran lebih dari 10 meter dan hidup sekitar 125 juta tahun yang lalu.

Fosil dinosaurus tersebut ditemukan di Pulau Isle of Wight, di pantai selatan Inggris. Laporan penemuan tersebut telah diterbitkan di jurnal PeerJ dengan judul "A European giant: a large spinosaurid (Dinosauria: Theropoda) from the Vectis Formation (Wealden Group, Early Cretaceous), UK" baru-baru ini.

Fosil tersebut sekarang disimpan di Dinosaur Isle Museum di Sandown. Fosil tersebut adalah milik jenis dinosaurus pemangsa berkaki dua berwajah buaya yang dikenal sebagai spinosaurids.

Dinosaurus tersebut dijuluki 'White Rock spinosaurid' merujuk kepada lapisan geologis tempat ia ditemukan. Dinosaurus ini adalah pemangsa dengan proporsi yang mengesankan.

"Ini adalah hewan besar, panjangnya melebihi 10 meter dan beratnya mungkin beberapa ton. Dilihat dari beberapa dimensi, tampaknya ia mewakili salah satu dinosaurus pemangsa terbesar yang pernah ditemukan di Eropa, bahkan mungkin yang terbesar yang pernah diketahui," kata mahasiswa PhD Chris Barker, yang memimpin penelitian dalam rilis media.

"Sayangnya hanya diketahui dari sejumlah kecil materi, tetapi ini cukup untuk menunjukkan bahwa itu adalah makhluk yang sangat besar," Barker melanjutkan.

Pulau Isle of Wight (Getty Images/iStockphoto)

Penemuan ini melanjutkan pekerjaan sebelumnya pada spinosaurids oleh tim University of Southampton, yang menerbitkan sebuah studi tentang penemuan dua spesies baru pada tahun 2021.

Fosil 'White Rock spinosaurid' yang meliputi panggul besar dan tulang ekor, di antara potongan lainnya, ditemukan di dekat Compton Chine, di pantai barat daya Pulau Isle of Wight. Wilayah tersebut memiliki batuan dari zaman kapur yang terkenal dengan dinosaurusnya.

Namun demikian, hanya sedikit yang diapresiasi adalah fakta bahwa catatan fosil di pulau itu melestarikan dinosaurus dari lebih dari satu bagian sejarah. Dan beberapa dari bagian itu, bahkan hingga hari ini, kurang dikenal.

 Baca Juga: Penemuan Dinosaurus Dari Zaman Kapur di Oasis Bahariya, Mesir

 Baca Juga: Dinosaurus Punah Akibat Serbuan Gas Belerang Setelah Tabrakan Asteroid

 Baca Juga: Kyhytysuka Sachicarum, Predator Makro Laut Baru dari Jurassic

"Luar biasa, spesimen ini terkikis dari Formasi Vectis, yang terkenal miskin fosil dinosaurus," kata penulis korespondensi Dr. Neil Gostling, yang mengajar evolusi dan paleobiologi di University of Southampton.

"Ini kemungkinan merupakan material spinosaurid termuda yang pernah diketahui dari Inggris."

Formasi Vectis yang berusia 125 juta tahun mempertahankan awal periode kenaikan permukaan laut, di mana 'White Rock spinosaurid' mengintai perairan laguna dan dataran pasir untuk mencari makanan.

Fragmen fosil yang ditemukan paleontolog. (Chris Barker/Dan Folkes)

"Karena hanya diketahui dari fragmen saat ini, kami belum memberinya nama ilmiah formal. Kami berharap bahwa sisa-sisa tambahan akan muncul pada waktunya," kata rekan peneliti Darren Naish.

Menurutnya, dinosaurus baru ini memperkuat argumen mereka yang diterbitkan di jurnal sebelumnya. Dinosaurus spinosaurid diyakini berasal dan terdiversifikasi di Eropa barat sebelum menjadi lebih luas.

Tanda pada tulang juga menunjukkan bagaimana, bahkan setelah kematian, tubuh raksasa ini mungkin mendukung berbagai pemakan bangkai dan pengurai.

"Sebagian besar fosil menakjubkan ini ditemukan oleh Nick Chase, salah satu pemburu dinosaurus paling terampil di Inggris, yang sayangnya meninggal tepat sebelum epidemi Covid," kata rekan penulis Jeremy Lockwood, seorang mahasiswa PhD di University of Portsmouth dan Natural History Museum.

"Saya sedang mencari sisa-sisa dinosaurus ini dengan Nick dan menemukan segumpal panggul dengan terowongan yang dibuat di dalamnya, masing-masing seukuran jari telunjuk saya. Kami pikir itu disebabkan oleh larva pemakan tulang sejenis kumbang pemakan bangkai. pemikiran yang menarik bahwa pembunuh raksasa ini akhirnya menjadi makanan bagi sejumlah serangga."