Nationalgeographic.co.id - Seorang pendeteksi logam di Inggris baru-baru ini melaporkan telah menemukan liontin perak berbentuk penis di Kent, Inggris. Liontin tersebut digunakan sebagai kalung oleh orang Romawi kuno sebagai jimat untuk melindungi dari kemalangan.
Pendeteksi logam Wendy Thompson menemukan jimat tersebut pada 31 Desember 2020, dan dia melaporkan temuannya ke Portable Antiquities Scheme, sebuah program yang dijalankan oleh British Museum dan National Museum Wales yang melacak temuan yang dibuat oleh pendeteksi logam.
Artefak tersebut sekarang sedang diproses sesuai yang diwajibkan oleh hukum Inggris. Jika memungkinkan, liontin tersebut dapat masuk ke dalam koleksi museum di Inggris.
Untuk diketahui, penulis Romawi kuno seperti Marcus Terentius Varro (hidup pada tahun 116 SM hingga 27 SM) dan Pliny the Elder (hidup pada tahun 23 hingga 79 M) menyebutkan bagaimana lingga dan representasinya dianggap memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari kejahatan. Lingga adalah objek (patung, ukiran, atau bahkan liontin) yang menjadi simbol kesuburan.
Banyak penggambaran lingga telah ditemukan di seluruh Kekaisaran Romawi. Dan para ilmuwan sering percaya bahwa lingga diciptakan untuk menghindari nasib buruk.
Liontin yang digunakan sebagai jimat ini panjangnya sekitar 1,2 inci atau sekitar 3,1 sentimeter dengan cincin kecil di bagian atas untuk digunakan tali (kalung). Ini kembali ke waktu ketika Romawi menguasai Inggris, antara 42 dan 410 M.
Lori Rogerson, petugas penghubung dengan Portable Antiquities Scheme (PAS), menulis dalam laporannya, jimat dalam bentuk penis sering terlihat di seluruh peninggalan Romawi di Inggris. Jimat-jimat tersebut biasanya terbuat dari paduan tembaga daripada perak seperti yang berasal dari Kent.
"Menjadi logam berkualitas lebih tinggi daripada paduan tembaga, perak mungkin dianggap memperkuat kemampuan pelindung lingga," kata Rogerson kepada Live Science.
"Kita tahu bahwa anak-anak dilindungi oleh perangkat apotropaic (memiliki kekuatan untuk menghentikan kejahatan) ini, dan bukti arkeologis menunjukkan bahwa penggunaannya di Inggris sangat populer di kalangan tentara Romawi."
Pria, wanita, anak-anak, dan bahkan hewan Romawi mengenakan liontin seperti ini, dalam upaya untuk menangkal apa yang disebut mata jahat, kata Cyril Dumas, seorang ilmuwan di Musée Yves Brayer yang telah meneliti dan menulis tentang artefak ini.
"Liontin ini melawan efek 'mata jahat', personifikasi nasib buruk," kata Dumas.