Liontin Perak Romawi Kuno Berbentuk Penis Ditemukan di Inggris

By Ricky Jenihansen, Minggu, 12 Juni 2022 | 16:00 WIB
Liontin Romawi yang terbuat dari perak ini menggambarkan penis. Garis-garis di bagian atas tampak menggambarkan rambut kemaluan. (Portable Antiquities Scheme)

Nationalgeographic.co.id - Seorang pendeteksi logam di Inggris baru-baru ini melaporkan telah menemukan liontin perak berbentuk penis di Kent, Inggris. Liontin tersebut digunakan sebagai kalung oleh orang Romawi kuno sebagai jimat untuk melindungi dari kemalangan.

Pendeteksi logam Wendy Thompson menemukan jimat tersebut pada 31 Desember 2020, dan dia melaporkan temuannya ke Portable Antiquities Scheme, sebuah program yang dijalankan oleh British Museum dan National Museum Wales yang melacak temuan yang dibuat oleh pendeteksi logam.

Artefak tersebut sekarang sedang diproses sesuai yang diwajibkan oleh hukum Inggris. Jika memungkinkan, liontin tersebut dapat masuk ke dalam koleksi museum di Inggris.

Untuk diketahui, penulis Romawi kuno seperti Marcus Terentius Varro (hidup pada tahun 116 SM hingga 27 SM) dan Pliny the Elder (hidup pada tahun 23 hingga 79 M) menyebutkan bagaimana lingga dan representasinya dianggap memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari kejahatan. Lingga adalah objek (patung, ukiran, atau bahkan liontin) yang menjadi simbol kesuburan.

Banyak penggambaran lingga telah ditemukan di seluruh Kekaisaran Romawi. Dan para ilmuwan sering percaya bahwa lingga diciptakan untuk menghindari nasib buruk.

Liontin yang digunakan sebagai jimat ini panjangnya sekitar 1,2 inci atau sekitar 3,1 sentimeter dengan cincin kecil di bagian atas untuk digunakan tali (kalung). Ini kembali ke waktu ketika Romawi menguasai Inggris, antara 42 dan 410 M.

Lori Rogerson, petugas penghubung dengan Portable Antiquities Scheme (PAS), menulis dalam laporannya, jimat dalam bentuk penis sering terlihat di seluruh peninggalan Romawi di Inggris. Jimat-jimat tersebut biasanya terbuat dari paduan tembaga daripada perak seperti yang berasal dari Kent.

"Menjadi logam berkualitas lebih tinggi daripada paduan tembaga, perak mungkin dianggap memperkuat kemampuan pelindung lingga," kata Rogerson kepada Live Science.

Batu berukir penis yang ditemukan di dekat Tembok Hadrian.. (The Vindolanda Trust)

"Kita tahu bahwa anak-anak dilindungi oleh perangkat apotropaic (memiliki kekuatan untuk menghentikan kejahatan) ini, dan bukti arkeologis menunjukkan bahwa penggunaannya di Inggris sangat populer di kalangan tentara Romawi."

Pria, wanita, anak-anak, dan bahkan hewan Romawi mengenakan liontin seperti ini, dalam upaya untuk menangkal apa yang disebut mata jahat, kata Cyril Dumas, seorang ilmuwan di Musée Yves Brayer yang telah meneliti dan menulis tentang artefak ini.

"Liontin ini melawan efek 'mata jahat', personifikasi nasib buruk," kata Dumas.

 Baca Juga: Jimat Belati Kuno dari Zaman Besi Ditemukan di Rumah Tua Skotlandia

 Baca Juga: Bulla, Kalung Jimat bagi Anak-Anak Romawi sebagai Pelindung Diri

 Baca Juga: Mengapa Patung-Patung Pria Yunani Kuno Memiliki Penis yang Kecil?

Mengenai pilihan logam, mungkin orang yang memesan atau membeli perhiasan memiliki cukup uang untuk logam berkualitas lebih tinggi. "Pemilihan perak sebagai bahan bisa karena berbagai alasan, salah satunya karena pemakainya mampu membelinya dan liontin itu kemudian juga menjadi objek pajangan," kata Rob Collins, manajer proyek dan koordinator penelitian di Newcastle University's School of History, Classics and Archaeology.

"Namun, saya menduga perak juga memiliki sifat magis atau afiliasi yang terkait dengannya sebagai bahan," tambah Collins, yang telah mempelajari dan menulis tentang artefak seperti ini.

Seperti diketahui, gambar atau bentuk penis sering ditemukan di artefak, prasasti, ukiran hingga liontin dari zaman Romawi kuno. Motif tersebut merupakan motif yang sangat populer.

Alih-alih terlihat erotis, simbolismenya di sini sering dikaitkan dengan perlindungan, kesuburan, dan bahkan penyembuhan. Simbol-simbol tersebut sangat dihargai ribuan tahun yang lalu dalam budaya Romawi kuno. Seperti misalnya temuan di dekat Tembok Hadrian, Inggris baru-baru ini juga mengungkap serangkaian gambar penis.

Menurut arkeolog, simbol tersebut mungkin sebagai bentuk perlindungan spiritual di wilayah yang tegang secara politik ketika itu. Setidaknya 59 lukisan telah ditemukan di sepanjang dinding sejauh ini, tetapi sebagian besar situs individu hanya memiliki empat atau lebih.