Dalam penelitian sebelumnya, Miyazaki dan timnya menunjukkan bahwa senyawa ini efektif mengusir nyamuk Aedes albopictus. Sekarang tim telah menemukan bahwa ketika kucing merusak tanaman—dengan menggosok, menggulung, menjilat, dan mengunyah—sifat pengusirnya bahkan lebih efektif. Diversifikasi iridoid pada daun anggur perak yang rusak membuatnya lebih anti nyamuk pada konsentrasi rendah.
Untuk menguji apakah kucing bereaksi terhadap senyawa ini secara khusus, kucing diberi piring dengan nepetalactone dan nepetalactol murni.
Baca Juga: Mata Kucing dan Anjing Bersinar dalam Gelap, Ternyata Ini Alasannya
Baca Juga: Para Kucing Bangsawan yang Berkeliaran di Bekas Kediaman Tsar Rusia
Baca Juga: Kucing Menjaga Alat Perang Romawi yang Disegani hingga Jadi Mitologi
Baca Juga: Sejarah Unik Maneki-Neko, Kucing Pembawa Keberuntungan dari Jepang
"Kucing menunjukkan respons yang sama terhadap koktail iridoid dan tumbuhan alami kecuali mengunyah," kata Miyazaki. Mereka menjilat bahan kimia di piring plastik dan menggeseknya dan berguling di piring."
"Ketika koktail iridoid dioleskan di bagian bawah piring yang kemudian ditutup dengan penutup plastik yang dilubangi, kucing masih terlihat menjilati dan mengunyah meskipun mereka tidak bisa menyentuh bahan kimia secara langsung," kata Miyazaki.
"Ini berarti bahwa menjilati dan mengunyah adalah perilaku naluriah yang ditimbulkan oleh stimulasi penciuman iridoid."
Selanjutnya, Miyazaki dan timnya ingin memahami gen mana yang bertanggung jawab atas reaksi kucing terhadap catnip dan silvervine.
"Studi masa depan kami menjanjikan untuk menjawab pertanyaan kunci yang tersisa tentang mengapa respons ini terbatas pada spesies Felidae, dan mengapa beberapa kucing tidak merespons tanaman lain," kata Miyazaki.