Nationalgeographic.co.id - Jika Anda memotret kucing atau anjing dengan lingkungan sedikit cahaya, seperti ruangan remang-remang atau bercahaya saat disinari dengan senter, maka matanya akan terlihat bercahaya. Hal serupa juga terjadi pada banyak hewan lainnya, mengapa demikian?
Braidee Foote, asisten profesor klinis oftalmologi veteriner, University of Tennessee, mengatakan hal itu dapat terjadi karena mata kucing dan anjing dapat memantulkan cahaya dari mata mereka. Ia menulis untuk The Conversation, spesies yang matanya bersinar telah berevolusi untuk melihat lebih baik dalam cahaya rendah.
Foote menjelaskan, hewan yang dapat melihat dalam kondisi minim cahaya umumnya adalah hewan nokturnal, hewan yang biasanya tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari. "Mereka mencari makan atau perlu mencari pemangsa sepanjang malam, atau mereka melakukan sebagian besar perburuan mereka saat fajar dan senja."
Faktanya, kucing peliharaan dapat melihat dalam kondisi dengan hanya 16 persen cahaya yang dibutuhkan manusia. Kucing dapat melakukan ini karena pupil mereka—bukaan yang tampak hitam di tengah mata mereka yang melebar dan menyempit sebagai respons terhadap kondisi cahaya—memiliki keistimewaan.
Pupil kucing berfungsi seperti jendela, dan dapat melebar agar lebih banyak cahaya masuk ke mata. Dan pupil kucing bisa dapat menjadi 50 persen lebih besar dari pupil manusia dalam kondisi minim cahaya.
Dibandingkan manusia, kucing juga memiliki lebih banyak jenis sel pengindraan cahaya tertentu di belakang matanya. Sel-sel ini, yang disebut sel-sel batang, yang menangkap cahaya tingkat rendah.
Selain memiliki pupil yang besar dan banyak sel batang, kucing juga memiliki sesuatu yang tidak dimiliki manusia, yaitu tapetum lucidum, istilah medis Latin yang diterjemahkan menjadi permadani yang cerah atau bersinar. Tapetum lucidum juga dikenal sebagai pengilap mata.
Tapetum lucidum terletak di belakang mata, tepat di belakang retina—lapisan tipis jaringan yang menerima cahaya. Lapisan tersebut mengubah cahaya menjadi sinyal listrik dan mengirimkan sinyal ini ke otak untuk menafsirkan gambar.
Pada kucing, tapetum lucidum istimewa karena senyawa reflektifnya adalah riboflavin, sejenis vitamin B. Riboflavin memiliki sifat unik yang memperkuat cahaya ke panjang gelombang tertentu yang dapat dilihat kucing dengan baik, yang sangat meningkatkan sensitivitas retina terhadap cahaya rendah.
"Pada kucing, tapetum paling sering bersinar kuning-hijau atau kuning-oranye, tetapi warnanya bervariasi, seperti iris mereka—bagian berwarna-warni dari mata mereka, yang bisa berwarna hijau, kuning, biru atau emas. Variasi warna tapetum tidak hanya terjadi pada kucing dan dapat ditemukan pada banyak spesies," Foote menjelaskan.
Baca Juga: Ketika Namanya Disebut, Kucing Anda Mungkin Memberikan Respon
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR