Studi Baru: Hampir 15 Persen Orang di Dunia Terjangkit Penyakit Lyme

By Utomo Priyambodo, Rabu, 15 Juni 2022 | 12:00 WIB
Kutu pembawa bakteri penyakit Lyme. (John Tann/Flickr)

   

Baca Juga: Kabar dari Jepang, Munculnya Virus Infeksi Baru yang Ditularkan Kutu

Baca Juga: Kenali Bahaya Penyakit Lyme

Baca Juga: Virus Misterius Menyebar di Tiongkok, Diduga dari Gigitan Kutu

Baca Juga: Varian Baru Virus Hendra yang Mematikan Ditemukan pada Kalong

    

Wilayah-wilayah dengan risiko yang lebih rendah adalah Oseania sebesar 5,5%, Asia selatan sebesar 3%, dan Karibia sebesar 2%. Sebagian dari alasan perbedaan besar risiko di wilayah-wilayah ini adalah tingkat keberadaan kutu yang mengandung Lyme yang berbeda di berbagai belahan dunia. Ada pula faktor-faktor lain yang turut berpengaruh.

Orang-orang yang berusia 50 tahun dan lebih tua berada pada risiko yang lebih tinggi daripada kelompok yang lebih muda. Dari orang-orang yang dites positif dalam penelitian ini, 18,1% berada dalam kelompok usia 50 tahun ke atas, lalu ada 17,6% pada kelompok 40 hingga 49 tahun, dan 9,5% pada kelompok usia 39 tahun ke bawah.

Para peneliti tidak berspekulasi tentang alasan penemuan tersebut. Namun sistem kekebalan yang lebih lemah dapat berperan, atau hanya fakta bahwa orang-orang yang lebih tua memiliki lebih banyak tahun untuk terpapar Lyme daripada orang-orang yang lebih muda.

Kategori menarik lainnya, orang-orang yang tinggal di pedesaan memiliki risiko lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di perkotaan. Angka persisnya, 12,6% yang dites positif berasal dari penduduk pedesaan dibandingkan dengan 8,1% dari penduduk perkotaan.

Para peneliti tidak membagi data mereka berdasarkan pekerjaan. Namun mereka berspekulasi bahwa orang-orang yang berprofesi sebagai petani, tentara, dan ibu rumah tangga yang mungkin memiliki paparan lebih besar ke luar ruangan dan hewan-hewan pembawa kutu, seperti anjing dan domba, adalah individu-individu yang berisiko tinggi terjangkit penyakit ini.