Baca Juga: Abdullah Suriosubroto, Pelopor Lukisan Mooi Indie di Hindia Belanda
Baca Juga: Menyaksikan Sejarah Alam Gunung Merapi dari Pelukis ke Pelukis
Baca Juga: Lukisan Wandjina, Visualisasi Kepercayaan Orang Aborigin Australia
Baca Juga: Basoeki Abdullah: Menyirat Nilai Budaya dan Kemanusiaan dalam Lukisan
Ada pula lukisan bagaimana Basoeki Abdullah menggambarkan Sukarno sebagai sosok yang memprovokasi publik. Lukisan itu dibuat tiga per empat badan dengan suasana ramai, dominasi warna merah dan coklat gelap. Mikke memandang, karya ini punya kesan garang.
Bagi Mikke, yang unik adalah lukisan karya Basoeki Abdullah tentang Sukarno yang mengepalkan tangan. Dia menjelaskan bahwa pada masa kependudukan Jepang, kepalan tangan kanan itu tidak ada. Tangan kanannya turun sepinggang dengan suasana sekitar yang riuh.
Basoeki Abdullah kemudian menggantinya dengan tangan yang mengepal seperti meninju. Hingga akhirnya di tahun 1980-an, tinju itu diganti dengan kepalan tangan kuat ke udara. Jejak perubahan itu masih terlihat pada lukisan, berupa sisa hapusan oleh sang pelukis.
Baju sebagai pelengkap yang dipakai Sukarno ketika dilukis, menandakan masa di mana ia dicitrakan. "Jadi kalau teman-teman punya foto Sukarno itu lihat aja pakaiannya. Itu bisa ditandai kok. Setiap satu dekade itu pasti berubah," kata Mikke.