Nationalgeographic.co.id - Penggalian arkeologi baru mengungkapkan keberadaan manusia awal di tempat yang sekarang menjadi Inggris tenggara antara 620.000 dan 560.000 tahun yang lalu. Penggalian di situs arkeologi Fordwich di timur laut Kent, Inggris, tersebut dipimpin arkeolog dari Departemen Arkeologi di Cambridge University.
Manusia awal itu diperkirakan merupakan hominin Acheulean yang mungkin Homo erectus atau Homo heidelbergensis. Laporan penggalian ini telah diterbitkan di Royal Society Open Science dengan judul "On the earliest Acheulean in Britain: first dates and in-situ artefacts from the MIS 15 site of Fordwich (Kent, UK)" dan merupakan jurnal akses terbuka.
Beberapa situs kuburan kuno di timur Inggris dan utara Prancis memberikan sebagian besar data yang berkontribusi pada pemahaman ini. Sebagian besar dibuktikan melalui ada atau tidak adanya artefak perkakas batu.
Sampai saat ini, bagaimanapun, relatif sedikit situs yang telah diberi penanggalan radiometrik. Banyak di antaranya yang belum digali di zaman modern, yang mengarah pada ketergantungan yang berlebihan pada kumpulan peralatan batu yang disampel secara selektif dan dengan penanggalan yang buruk.
Ini termasuk situs Fordwich di mana lebih dari 330 kapak tangan ditemukan melalui penggalian industri pada tahun 1920-an.
Pada penggalian ini, para arkeolog tidak hanya menentukan penanggalan situs aslinya tetapi juga mengidentifikasi artefak batu api baru, termasuk 'pencakar' pertama yang ditemukan di sana.
“Keragaman alat sangat fantastis. Pada 1920-an, situs tersebut menghasilkan beberapa kapak tangan paling awal yang pernah ditemukan di Inggris,” kata Alastair Key, direktur penggalian dan seorang arkeolog di Departemen Arkeologi di Cambridge University, dalam rilis media.
"Sekarang, untuk pertama kalinya, kami telah menemukan bukti langka alat penggores dan penusuk pada usia yang sangat dini ini"
Para peneliti telah menentukan tanggal artefak alat batu ini menggunakan penanggalan inframerah-radiofluoresensi (IR-RF). Teknik itu dapat menentukan titik di mana butiran pasir feldspar terakhir terkena sinar matahari, dan dengan demikian menetapkan kapan mereka dikubur.
"Ini adalah salah satu hal luar biasa tentang situs di Kent ini," kata Tobias Lauer, seorang peneliti di University of Tübingen.
"Artefak itu persis berada di tempat sungai kuno, artinya kita dapat mengatakan dengan yakin bahwa itu dibuat sebelum sungai dipindahkan ke area lembah yang berbeda."