Di Herculaneum, Makan Telur dan Produk Susu Dianggap Tidak Jantan

By Sysilia Tanhati, Minggu, 26 Juni 2022 | 11:00 WIB
Makanan ternyata juga dapat menunjukkan superioritas pria. Di Herculaneum, makan telur dan produk susu dianggap tidak jantan. (Naples National Archaeological Museum )

Nationalgeographic.co.id - Sekali waktu, Gunung Vesuvius dianggap ilahi oleh bangsa Romawi. Kemudian, pada tahun 79 Masehi, sang Dewa memuntahkan murkanya. Dengan cepat ia mengubur Pompeii, Herculaneum, dan kota-kota lainnya dengan abu. Kini, kota-kota yang terkubur itu bak ‘tambang emas’ bagi para arkeolog. Ini termasuk mempelajari makanan yang dikonsumsi korban Vesuvius itu. Di Herculaneum, makan telur dan produk susu dianggap tidak jantan.

Analisis 17 sisa-sisa korban Vesuvius di Herculaneum menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki diet yang berbeda, lapor Silvia Soncin dari University of York. Penelitiannya diterbitkan dalam jurnal American Association For The Advancement Of Science.

Kita berimajinasi bahwa meja-meja makan bangsa Romawi dipenuhi dengan daging babi, lidah burung, saus ikan garum, dan anggur.

Namun tim menemukan bahwa pria Herculaneum mengonsumsi lebih banyak ikan dan sereal. Sementara wanita makan lebih banyak daging, telur, dan susu. Mengapa ada perbedaan jenis makanan antara pria dan wanita? Setidaknya ini yang ditemukan pada 17 penduduk Herculaneum yang diteliti.

Perbedaan jenis makanan ini menunjukkan bukti kuat superioritas pria Romawi di masa itu.

Bagaimana peneliti mengetahui apa yang dikonsumsi para korban Vesuvius?

Letusan Vesuvius pada tahun 79 Masehi disebut-sebut sebagai letusan epik oleh dunia klasik.

Plinius yang Muda menggambarkan kejadian itu dalam surat yang ditulisnya pada sejarawan Romawi Tacitus. “Pertama datang getaran, kemudian menjadi cukup keras sehingga mendorong orang-orang untuk meninggalkan kota di tengah kepanikan.”

Plinius melihat laut seakan tersedot oleh gempa bumi, ikan-ikan terdampar di pantai berpasir kering. Awan hitam yang mengerikan dikoyak oleh nyala api yang memancar dan lidah api seperti kilat besar.

“Kemudian saya berbalik dan melihat awan hitam tebal bergerak di atas tanah di belakang kami seperti banjir,” tulisnya.

Hujan abu dan batu apung dari Vesuvius serta aliran piroklastik membakar dan mengubur orang-orang di kota-kota terdekat. Di Pompeii, aliran vulkanik begitu panas sehingga otak seorang pria berubah menjadi kaca. Sekitar seribu korban telah ditemukan di Pompeii dan 340 di Herculaneum, kebanyakan di pantai. Kedua angka tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang berhasil melarikan diri atau belum berhasil ditemukan.

Di Herculaneum, para arkeolog menemukan kerangka para korban, beberapa masih dalam posisi terakhir tewas. Bagaimana peneliti mengetahui apa yang mereka makan?