Nationalgeographic.co.id—Legenda menyebutkan bahwa Romulus dan Remus membangun Roma di Sungai Tiber pada tahun 753 Sebelum Masehi. Delapan abad berselang, Romawi mengalami perkembangan yang menakjubkan. Tumbuh dari kota kecil peternak babi jadi kekaisaran besar. Tidak hanya sekedar besar, wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi membentang dari Inggris hingga Mesir, dikelilingi laut mediterania.
Dengan kekuatan militer yang tidak tertandingi saat itu, kekaisaran menaklukkan negeri-negeri jajahan itu.
“Keinginan Romawi untuk berkembang memiliki akar sejarah yang dalam,” kata Edward J. Watts, profesor sejarah di University of California.
Dimulai dari Marcius, raja Romawi awal, yang mengungkapkan keinginan untuk memperluas kota di bawah raja-raja. Konon ia benar-benar terlibat dalam ekspansi dan memperluas kota untuk menggabungkan bukit-bukit lainnya. Maka keinginan bangsa Romawi untuk terus berkembang sebenarnya sudah ada dalam DNA mereka sejak lama.
Penaklukan Etruscan untuk memperluas wilayah Romawi
Ekspansi signifikan pertama republik ini terjadi pada 396 Sebelum Masehi. Romawi mengalahkan dan merebut kota Veii di Etruria. Penaklukan Veii adalah titik balik besar karena. “Bangsa Romawi mengambil alih wilayah yang berukuran setengah dari wilayah yang sudah mereka miliki,” kata Watts.
Alih-alih menghancurkan Veii, ahli klasik Mary Beard berpendapat bahwa kota itu dibiarkan terus beroperasi seperti sebelumnya. Bedanya, Veii berada di bawah kendali Romawi dan orang bebas ditarik jadi tentara.
Selama dua setengah abad berikutnya, Romawi menyebar ke seluruh Semenanjung Italia. Bangsa ini menaklukkan wilayah dan menjadikannya sekutu independen atau memperluas kewarganegaraan Romawi.
Ketika Romawi menaklukkan wilayah seberang lautnya yang pertama, strateginya pun berubah. Selama Perang Punisia dengan Kartago, orang Romawi tersebar di beberapa pulau Mediterania dan ke pantai timur Spanyol modern. Namun alih-alih memperluas republiknya ke wilayah-wilayah ini atau membentuk aliansi, provinsi pun dibentuk. “Seorang gubernur Romawi ditunjuk untuk mengawasi provinsi baru tersebut,” tambah Becky Little dilansir dari laman History.
Menaklukkan wilayah di Afrika Utara
Belum puas, bangsa Romawi pun terus memperluas wilayah kekuasaannya. Kali ini Romawi menghancurkan ibu kota Carthage di Tunisia modern dan memperbudak penduduk kota. Semua wilayah Kartago di Afrika Utara juga ditaklukkan dan dijadikan provinsi Romawi. Dengan ini, Romawi menjadi kekuatan hegemonik utama di wilayah Mediterania.
Selama abad berikutnya, Romawi memperkuat statusnya dengan menaklukkan wilayah pesisir di negara-negara modern Yunani, Turki, dan Mesir. “Ini membuat wilayah Romawi benar-benar mengelilingi Laut Mediterania,” ungkap Little.
Pada tahun 60-an Sebelum Masehi, Romawi pun memperluas wilayahnya hingga ke Timur Tengah dan merebut Yerusalem. Wilayah timur ini memiliki sistem politik lama dan kompleks yang sebagian besar ditinggalkan oleh Romawi.
Upaya Julius Caesar memperluas kekuasaan Romawi ke seluruh Eropa
Dekade berikutnya, Jenderal Julius Caesar memimpin tentara Romawi ke barat laut Eropa. “Pada dasarnya, Caesar memutuskan dia ingin melakukannya. Dia juga memiliki pasukan yang mampu melakukannya," kata Watts. Begitulah cara Caesar mengembangkan kariernya.
Pendekatan Romawi ke wilayah barat ini sedikit berbeda, karena mereka tidak memiliki sistem politik lama yang kompleks. Ketika mengambil alih, Romawi memperkenalkan beberapa sistemnya. Ini dilakukan sambil tetap berusaha mempertahankan kekuasaan di tangan para pemimpin lokal untuk memastikan transisi yang mulus.
Selain mendorong jangkauan Romawi ke seluruh Eropa, Caesar juga menandai berakhirnya republik dan awal dari Kekaisaran Romawi. Setelah secara inkonstitusional menyatakan dirinya diktator seumur hidup, para senator membunuhnya pada tahun 44 Sebelum Masehi. Republik jatuh untuk selamanya ketika keponakan buyutnya, Augustus Caesar, mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar pada 27 Sebelum Masehi. Maka negara Romawi yang luas secara resmi menjadi Kekaisaran Romawi.
Puncak kekuasaan Kekaisaran Romawi
Kekaisaran mencapai puncaknya pada 117 Masehi, perbatasannya diperkuat hingga ke Britania. Sayangnya, setelah mencapai puncak, Kekaisaran Romawi seakan berhenti berkembang.
Salah satu penyebabnya adalah para pemimpin yang merasa menghabiskan waktu dan energi untuk mengurus semua wilayah. Struktur kekaisaran tanpa tulang yang membiarkan provinsi mengatur diri mereka sendiri.
Tetapi perluasan birokrasi kekaisaran membuat kekaisaran jauh lebih sulit untuk dikelola. Inilah salah satu alasan kekaisaran mulai membelah diri. Tahun 395 adalah terakhir kalinya seluruh kekaisaran bersatu di bawah satu kaisar. Setelah itu, belahan barat terbelah dan runtuh dalam waktu satu abad. Di timur, Kekaisaran Romawi—juga dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium—berlangsung selama lebih dari satu milenium.
Kekaisaran Bizantium pun akhirnya dikalahkan oleh Kesultanan Utsmaniyah. Dengan demikian, berakhirlah Kekaisaran Romawi.