Perkembangan Islam di Singapura, Kota Perdagangan Laut yang Penting

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 30 Juni 2022 | 15:00 WIB
Suasana Singapura sebagai Kota Pelabuhan, tempat berlabuh kapal-kapal perdagangan dari berbagai negara sekitar tahun 1920-an. (KITLV)

   

Baca Juga: Gading Walrus Dalam Dunia Islam, Rusia, dan Ukraina Abad Pertengahan

Baca Juga: Bukti Bioarkeologi Permakaman Islam yang Sangat Awal di Levant

Baca Juga: Pernah Jaya, Inilah Kedigdayaan Senjata Perang Kaum Muslim Tempo Dulu

Baca Juga: Jejak Kuburan Massal Korban Pembantaian Perang Dunia II di Singapura

    

Ketiga, teori Bengal yang menyatakan bahwa Islam masuk di Asia Tenggara datang dari Bangladesh. Keempat, teori yang mengatakan bahwa pedagang Persialah yang membantu penyebaran Islam. Terakhir, bahwa ada pertarungan antara Islam dan Kristen untuk mendapat pengikut antara orang Eropa dan Timur Tengah.

"Perkembangan Islam di Selat Malaka dan sekitarnya semakin insentif dan mengalami kemajuan yang pesat di bawah kekuasaan Kesultanan Malaka," terang Asep. "Islam kemudian tersebar ke wilayah-wilayah kekuasaannya, mulai Pahang, Trengganu,  Kelantan, Selat Malaka, Rokan, Kampar, Siak, Riau-Lingga, dan Indragiri."

"Dengan demikian, Tumasik Islam, jika disebut demikian, dapat diduga kuat muncul pada masa 'ledakan perdagangan' ini karena kota ini merupakan salah satu pelabuhan penting yang dikuasai oleh Malaka saat itu."

Akan tetapi, seiring dengan masuknya periode kolonial oleh Portugis dan Inggris, pengaruh Islam makin terkikis di Singapura. Belakangan, Islam menjadi agama yang dianut peringkat keempat setelah Kristen, tidak beragama, dan Buddha, menurut sensus tahun 2020.