Mengulik Bagaimana Masyarakat di Dunia Kuno Memanfaatkan Ganja

By Sysilia Tanhati, Jumat, 1 Juli 2022 | 11:00 WIB
Dokumentasi tentang penggunaan ganja sangat jarang ditemukan. Bagaimana masyarakat di dunia kuno memanfaatkan ganja? (John William Waterhouse)

Galen menjelaskan bagaimana ganja digunakan dalam pertemuan sosial untuk 'bergembira dan tertawa'. "Setengah milenium sebelumnya, sejarawan Yunani Herodotus juga melaporkan hal serupa," ungkap Matyszak.

Lain halnya dengan bangsa Skithia yang memanfaatkan rami untuk bisnis dan kesenangan. Herodotus –sejarawan pertama di dunia – menyatakan bahwa Skithia membuat pakaian yang begitu halus dari rami. Begitu halus sehingga sulit membedakannya dengan linen.

"Orang Skithia kemudian mengambil biji dari rami dan melemparkannya ke atas batu merah membara,” tulis Herodotus. "Mereka menutupinya dengan tikar dan merangkak ke bawah saat asap muncul. Mereka pun melolong kegirangan saat mandi uap.”

Sistem manufaktur dan distribusi opium yang terorganisir

Opion bukan sekedar tanaman cantik yang digunakan sebagai motif pada patung dan ukiran. Pada awal 1600 Sebelum Masehi, termos kecil dibuat dalam bentuk 'kapsul' opium. Ini berupa bola menonjol di bawah kelopak bunga yang menghasilkan opium. Bentuk kapsul buatan ini memungkinkan dugaan yang masuk akal tentang apa yang terkandung di dalamnya. "Tetapi sampai saat ini tidak mungkin untuk memastikannya," tutur Matyszak.

Pada tahun 2018, jurnal Science melaporkan bahwa teknik baru untuk menganalisis residu dalam kapsul yang digali. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa bahan tanaman di dalamnya tidak hanya mengandung opium, tetapi terkadang zat psikoaktif lainnya. Guci dan kapsul ini ditemukan di seluruh Levant, Mesir dan Timur Tengah. Keseragamannya menunjukkan bahwa ini merupakan bagian dari sistem manufaktur dan distribusi yang terorganisir.

Opium bahkan ditanam lebih awal di Mesopotamia. Beberapa peneliti tidak ragu bahwa orang Asyur mengetahui sifat-sifat tanaman. Nama opium Asyur dapat dibaca sebagai Hul Gil, yang berarti 'Tanaman Bahagia'.

Kendi yang mengandung residu opium juga telah ditemukan di makam Mesir. Temuan ini tidak mengejutkan mengingat opium dibudidayakan secara ekstensif di Mesir.

Pada zaman Klasik, ekstrak tumbuhan tersebut dikenal sebagai 'Opium Thebiacum'. Namanya diambil dari kota Waset, yang oleh orang Yunani dikenal sebagai Thebes. Versi lain bernama Opium Cyrenaicum, jenis tanaman yang sedikit berbeda, tumbuh di barat di Libya.

Membantu mempercepat tidur abadi

Homer pada karyanya The Odyssey juga memaparkan tentang obat yang dapat menghilangkan kenangan menyakitkan. Ia menggambarkan Helen dari Troy menambahkan anggur dengan obat yang juga dapat menghilangkan gigitan rasa sakit serta kemarahan. Mereka yang meminum obat yang dilarutkan dalam anggur ini tidak dapat meneteskan air mata bahkan pada saat kematian orang tua.

"Bahkan tidak sekalipun saudara laki-laki atau anak laki-lakinya ditikam di depan matanya. Obat ini telah diberikan kepada Helen oleh Polydamna, istri Thon – seorang wanita Mesir," tulis Homer. Dokter Romawi Galen melaporkan bahwa orang Mesir percaya bahwa penggunaan opium diajarkan kepada umat manusia oleh dewa Thoth.