Penulis Yunani Dioscorides menjelaskan teknik memanen tanaman ini. “Tunggu sampai embun mengering untuk dipotong ringan dengan pisau di sekitar bagian atas tanaman. Mereka harus berhati-hati untuk tidak memotong bagian dalam. Di bagian luar kapsul, potong lurus ke bawah. Saat cairan keluar, usap dengan jari ke sendok. Kembali lagi nanti. Seseorang dapat memanen lebih banyak residu setelah mengental, dan lebih banyak lagi pada hari berikutnya.”
Dioscorides juga memperingatkan agar tidak menggunakannya secara berlebihan. "Itu membunuh," katanya terus terang. Faktanya, banyak orang Romawi membeli opium hanya untuk alasan itu. Bunuh diri bukanlah dosa di dunia Romawi. Mereka yang menderita karena usia tua dan penyakit memilih untuk mengapung dari kehidupan di atas gelombang opium yang lembut.
Karena alasan itu maka dewa Yunani Hypnos (dewa tidur) dan anatos (dewa kematian) digambarkan dengan karangan bunga opium. Opium digunakan untuk membantu seseorang tidur. "Dari jus poppy dan cemara beracun, datang kematian yang mudah dan tanpa rasa sakit," tulis filsuf Theophrastus.
Bangsa Romawi menggunakan minuman berbahan dasar opium yang disebut 'anggur kretik' sebagai obat tidur. Daun poppy ‘mekonium’ juga bisa digunakan untuk tujuan yang sama namun kurang manjur. Candu dapat dibeli dalam bentuk tablet kecil di kios-kios khusus di sebagian besar pasar. Di kota Roma sendiri, Galen merekomendasikan penjual yang berada di Via Sacra dekat Forum.
Baca Juga: Catatan Polimatik Arab Mengungkap Awal Mula Munculnya Tanaman Ganja
Baca Juga: Meski Legal, Ternyata Bukti Ilmiah Ganja untuk Medis Belum Jelas
Baca Juga: Kaitan Legalisasi Ganja dengan Penurunan Penggunaan Obat Resep
Baca Juga: Benarkah Ganja Bantu Sembuhkan Penyakit Alzheimer? Ini Kata Ahli
Di Capua, penjual obat-obatan menempati daerah terkenal yang disebut Seplasia. Setelah itu 'Seplasia' menjadi nama umum untuk obat-obatan, parfum, dan salep yang mengubah pikiran.
Apakah penggunaan ganja tabu di dunia kuno?
Apakah Herodotus benar-benar naif sehingga dia tidak menyadari pengaruh biji rami untuk bersenang-senang? Atau topik ini tabu untuk didokumentasikan oleh sejarawan dunia kuno?
Jangankan penggunaan untuk bersenang-senang seperti bangsa Skithia, dokumentasi tentang ganja untuk pengobatan pun sulit ditemukan dalam teks kuno.
Namun kini para arkeolog tahu apa yang harus dicari. Misalnya, makam Romawi abad keempat Masehi dari seorang gadis ditemukan di dekat kota Beit Shemesh. Zat yang ditemukan di daerah perut kerangka dianggap sebagai dupa. Namun analisis ilmiah mengungkapkannya sebagai tetralydrocannabinol – komponen ganja. Tampaknya obat itu digunakan untuk meringankan penderitaan sang Gadis. Kemudian pada akhirnya dapat membantunya keluar dari kehidupan itu sendiri.
"Ketika berbicara tentang ganja dan opium di dunia kuno, kita perlu membaca yang tersirat," imbuh Matyszak.