Untuk itu, Vespasianus menulis surat kepadanya: “Aku berterima kasih, Nak, karena diizinkan untuk tetap memegang jabatan. Dan engkau tidak mencopot jabatanku.”
Pada suatu kesempatan, seorang wanita datang ke Vespasianus dan mengaku sangat mencintainya. Setelah menghabiskan malam bersamanya, Vespasianus memberinya 4.000 koin emas. Ketika akuntannya bertanya kepadanya, bagaimana dia harus melacak pengeluarannya, Vespasianus menjawab: “Tulis saja untuk memenuhi gairah Vespasianus”.
Untuk mengisi kembali perbendaharaan yang kosong, Vespasianus menarik pajak untuk semua hal termasuk urine. Titus, putra dan pewarisnya, mengeluh tentang bagaimana sang Ayah bisa begitu rendah memungut pajak bahkan urine.
Sebagai tanggapan, Vespasianus mengambil salah satu koin dan memintanya untuk mengendus aromanya. Ketika Titus menjawab tidak berbau sama sekali, Vespasianus berkata kepada putranya: “Namun, itu berasal dari urine.”
Percakapan ini akhirnya berkembang menjadi frasa “pecunia non olet”, yang dalam bahasa Latin berarti uang tidak berbau.
Vespasianus menjadi kaisar pada usia enam puluh. Ia memerintah selama sepuluh tahun sampai kematiannya pada tahun 79 M.
Vespasianus berhasil memulihkan ketertiban di kekaisaran dan mengisi perbendaharaan kekaisaran. Sebagai anak seorang pemungut cukai, ia memiliki bakat untuk mendapatkan uang. Pajak urine yang terkenal adalah bukti dari keahliannya dalam menghasilkan uang.
Dengan penjarahan dari Yudea, Vespasianus memulai proyek pembangunan ambisius, termasuk Colosseum, amfiteater terbesar di dunia.
Selama ini, putranya, Titus, memainkan peran penting. Mula-mula sebagai seorang jenderal yang menghabisi orang-orang Yahudi di Yudea. Lalu kemudian sebagai prefek Praetorian, komandan Pengawal Praetorian yang terkenal kejam.
Sebagai prefek Praetorian, Titus melakukan semua pekerjaan kotor. “Misalnya membunuh lawan Vespasianus, sedangkan citra Vespasianus tetap bersih,” Preskar menuturkan.
Pada tanggal 28 Juni 79, Vespasianus mengalami serangan diare besar-besaran. Dia meminta pengawalnya untuk membantunya berdiri, mengatakan seorang kaisar harus mati berdiri. Dia meninggal saat mencoba bangun.
Sangat jarang seorang kaisar Romawi meninggal karena sebab alami. Serangan militer bertubi-tubi atau persaingan ketat biasanya menjadi penyebab kematian kaisar Romawi. Oleh karena itu, penyebab kematian Vespasianus adalah bukti lain dari pemerintahan yang sukses. Ia meninggal karena sebab alami yaitu sakit.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Romawi, seorang kaisar Romawi digantikan oleh putra kandungnya sendiri. Putra tertua Vespasianus, Titus, menjadi seorang kaisar.
Setelah pemerintahannya yang singkat namun sukses (79-81 Masehi), adik Titus, Domitianus, mengambil alih. Pemerintahan Domitianus (81-96 Masehi) penuh dengan kekurangan dan berakhir dengan pembunuhannya.
Tampaknya individu yang tidak haus kekuasaan pun bisa jadi penguasa terbaik. Tentu saja, kita bisa melihat contoh dari Vespasianus.
Sayangnya, Vespasianus tidak mendapatkan pujian yang cukup untuk menetapkan dasar-dasar zaman keemasan kekaisaran Romawi.