Nationalgeographic.co.id—Untuk mencari tahu penyebab genetik infertilitas wanita, para peneliti Rutgers telah menggabungkan pengurutan genom dengan teknik pembelajaran mesin (machine learning). Menurut penelitian Rutgers University ini, analisis khusus genom wanita dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinannya mengalami salah satu bentuk keguguran yang paling umum.
Pengetahuan ini, menurut para ilmuwan, dapat membantu para pasien dan para dokter membuat penilaian yang lebih terdidik tentang pilihan reproduksi dan strategi perawatan kesuburan mereka.
Dalam studi ini, para peneliti Rutgers menerapkan sebuah teknik yang menggabungkan pengurutan genom dengan metode pembelajaran mesin untuk memprediksi kemungkinan seorang wanita keguguran karena aneuploidi sel telur. Ini adalah istilah yang menggambarkan sel telur manusia dengan jumlah kromosom yang tidak normal.
Infertilitas sendiri adalah kondisi kesehatan reproduksi yang serius yang mempengaruhi sekitar 12% wanita usia reproduksi di Amerika Serikat. Aneuploidi pada sel telur manusia menyebabkan keguguran dini dan kegagalan fertilisasi in vitro (IVF) atau program bayi tabung. Kondisi ini merupakan persentase utama pernyebab infertilitas.
Hasil penelitian terbaru yang telah terbit di jurnal Human Genetics ini menunjukkan bahwa beberapa gen mempengaruhi wanita tertentu untuk mengalami aneuploidi, meskipun asal-usul genetik yang tepat dari produksi sel telur aneuploid masih belum diketahui. Penelitian Rutgers ini adalah yang pertama menilai seberapa kuat varian genetik tertentu dalam genom ibu memprediksi risiko infertilitas wanita.
"Tujuan dari proyek kami adalah untuk memahami penyebab genetik infertilitas wanita dan mengembangkan metode untuk meningkatkan prognosis klinis risiko aneuploidi pasien," kata Jinchuan Xing, penulis studi dan profesor di departemen genetika di Rutgers School of Arts and Sciences, seperti dikutip dari SciTechDaily.
"Berdasarkan penelitian kami, kami menunjukkan bahwa risiko aneuploidi embrionik pada pasien IVF wanita dapat diprediksi dengan akurasi tinggi dengan data genom pasien. Kami juga telah mengidentifikasi beberapa gen risiko aneuploidi yang potensial."
Baca Juga: Bayi Badak Sumatra Ini Lahir dari Induknya yang Delapan Kali Keguguran
Baca Juga: Studi: Polusi Udara Meningkatkan Risiko Keguguran Yang Jarang Diketahui Orang
Baca Juga: Minum Air Rumput Fatimah bagi Ibu Bersalin, Bermanfaat atau Berbahaya?