Jenazah Raja Yunani Kuno Aleksander Agung Pun Jadi Penyebab Perang

By Sysilia Tanhati, Kamis, 7 Juli 2022 | 11:00 WIB
Hidupnya merupakan kisah paling menarik dalam sejarah. Bahkan setelah mati pun jenazah Aleksander Agung jadi penyebab perang berkepanjangan. (Wikipedia)

Di saat yang sama, kehilangan jenazah orang terpenting ini akan merusak reputasi Perdikas, saingannya. Rencana untuk merebut jenazah pun mulai disusun oleh Ptolemaios.

Pencurian jenazah Alexander

Pada 321 Sebelum Masehi, kereta pemakaman Aleksander yang megah meninggalkan Babilon menuju Makedonia. Saat melewati Suriah, Ptolemaios bergerak dan menyuap pengawal. Ia merampas jenazah dan membawanya ke Mesir, di mana ia ditempatkan di Memphis – ibu kota kuno Mesir.

Kabar tentang pembajakan jenazah Aleksander Agung oleh Ptolemaios membuat Perdikas murka. Harga dirinya seakan tercoreng. “Perdikas segera menuju ke Mesir bersama pasukannya,” tambah Hughes. Jika ia mampu mengambil kendali atas jenazah itu, otoritasnya pun akan dipulihkan. Rencana tinggal rencana, Perdikas tewas saat pertarungan merebut jenazah Aleksander Agung. Tubuh Alexander sekarang aman di tangan Ptolemy.

Propaganda Ptolemaios

Setelah kematian Perdikas, Ptolemaios pun segera menunjukkan hubungannya dengan Aleksander Agung. Ia melakukan segala hal untuk menggambarkan kedekatannya dengan sang Raja Makedonia itu. Termasuk mengeluarkan koin bergambar Aleksander Agung.

Untuk menarik hati orang Mesir, Ptolemaios menyebarkan kisah Aleksander Agung yang dikaitkan dengan Mesir. Alih-alih sebagai putra Philip dari Makedonia, kisah Alexander sebagai putra firaun Mesir terakhir Nectanebo II pun menyebar luas.

Pada 343 Sebelum Masehi, Persia menggulingkan Nectanebo, yang kemudian meninggal di pengasingan. Sarkofagus Nectanebo di Memphis tidak pernah diisi oleh pemiliknya. Kemungkinan Ptolemaios pertama kali menempatkan Aleksander di sarkofagus kosong ini. Dari sinilah kisah tentang Aleksander putra sang Firaun berasal.

Seorang firaun Mesir hanya bisa sah jika ia memiliki hubungan keluarga dengan pendahulunya. Jadi kisah ini menunjukkan Aleksander sebagai pewaris sah Nectanebo. Tidak hanya itu, hubungan antara Makedonia dan Mesir pun terjalin. “Dan ini mendukung segala upaya Ptolemaios untuk mencapai tujuannya,” ungkap Hughes.

Pada saat yang sama, Ptolemaios mulai menyebarkan desas-desus bahwa ia sebenarnya adalah putra tidak sah Philip II. Maka, ia pun menjadi saudara tiri Alexander dan pewaris sahnya di Mesir. Kedua kisah luar biasa itu menyebar dengan cepat. Tidak diragukan lagi, kisah karangan Ptolemaios membantunya mengamankan kekuasaan di Mesir. Semua ini berkat jenazah Aleksander Agung yang berada di tangannya.

Memindahkan Aleksander Agung ke ibu kota baru

Setelah pertempuran Ipsus pada 301 Sebelum Masehi, Ptolemaios memindahkan jenazah Aleksander Agung ke pusat ibu kota barunya di Aleksandria. Di sana, Aleksander Agung ditempatkan di sebuah makam baru yang rumit.