Akuaduk: Saluran Air Kolosal Romawi Dibangun dengan Bantuan Gravitasi

By Sysilia Tanhati, Selasa, 12 Juli 2022 | 13:00 WIB
Sulit membayangkan bagaimana orang Romawi membangun konstruksi kolosal dan kompleks seperti itu tanpa mesin-mesin canggih. Saluran air kolosal Romawi ini dibangun dengan bantuan gravitasi. (Pamela McCreight)

Nationalgeographic.co.id—Bangsa Romawi menciptakan dan mengembangkan banyak teknologi yang mencengangkan dan bahkan masih digunakan hingga kini. Salah satunya adalah akuaduk, saluran air besar yang mengalirkan air bersih ke wilayah Romawi kuno.

Banyak saluran air Romawi masih ada sampai sekarang, dan beberapa bahkan masih berfungsi penuh. Ini jadi bukti kekuatan konstruksi bangsa Romawi ribuan tahun yang lalu. Sulit membayangkan bagaimana mereka membangun konstruksi kolosal dan kompleks seperti itu tanpa mesin-mesin canggih. Faktanya, saluran air kolosal Romawi ini dibangun dengan bantuan gravitasi.

“Awalnya, air bersumber secara lokal,” ungkap Richard Bruschi di laman History of Yesterday. Seiring pertumbuhan kota, mereka membutuhkan lebih banyak air. Maka air harus disalurkan dari tempat lain. Oleh karena itu, tujuan akuaduk adalah untuk mengangkut air dengan aman dari sumber luar ke pusat-pusat yang dihuni. Kemudian mendistribusikannya ke sejumlah tempat termasuk air mancur, tempat tinggal pribadi, serta bangunan umum. Pertanian dan industri seperti pabrik, peternakan, dan pertambangan juga mendapatkan air lewat akuaduk.

Saluran air Romawi dibangun dengan bantuan gravitasi

Ciri khas yang paling jelas dari akuaduk adalah deretan lengkungan kemenangan. Ini membentang di atas sungai dan ladang bekas Kekaisaran Romawi.

Orang Romawi merancang saluran air yang miring ke bawah dari danau dan mata air, membiarkan gravitasi bekerja. Ini memungkinkan air bersih disalurkan hingga jarak jauh.

“Survei, pengelolaan dan perencanaan lahan dilakukan untuk memastikan air dapat mengalir dengan kecepatan yang tepat,” tambah Bruschi. Tim ahli kemudian mempelajari kondisi tanah, jarak, dan ketersediaan material. Ini dilakukan untuk memeriksa level horizontal dan merencanakan sudut. Jika air mengalir terlalu cepat maka akan merusak konstruksi. Di sisi lain, aliran yang terlalu lambat akan membuat air menjadi stagnan dan tidak dapat digunakan.

Bangsa Romawi menggunakan alat yang disebut groma, chorobates dan dioptra untuk mengukur letak tanah. Ini memastikan bahwa air akan mengalir dengan kecepatan yang sesuai.

Jembatan-jembatannya yang berlapis dan melengkung memenuhi lembah-lembah. Air mengalir melintasi puncaknya di udara terbuka. Jembatan lengkung yang khas dibangun untuk menahan beban maksimum air.

Dibangun dengan bahan khusus, membuatnya bertahan hingga ribuan tahun

Bangsa Romawi membangun saluran air dan konstruksi lainnya menggunakan campuran batu, bata, dan semen vulkanik. Semen vulkanik pozzolana menyatukan semua bahan-bahan tersebut. Bahan bangunan inovatif yang luar biasa inilah yang memungkinkan saluran air Romawi tetap kuat. Bahkan banyak yang masih berdiri kokoh hingga kini.

Saat meletakkan batu, bata, dan semen di tempatnya, orang Romawi juga menggunakan konstruksi kayu. Konstruksi itu mirip dengan perancah di zaman modern.