Dunia Hewan: Penemuan Tiga Spesies Baru Salamander Perut Hitam

By Ricky Jenihansen, Kamis, 21 Juli 2022 | 11:00 WIB
D. kanawha dari Whitetop, Virginia. (Todd Pierson, Kennesaw State University)

Nationalgeographic.co.id—Tim peneliti yang dipimpin peneliti dari George Washington University telah menemukan tiga spesies baru salamander perut hitam. Spesies baru tersebut ditemukan di Pegunungan Appalachian selatan di Amerika Serikat bagian timur.

Spesies baru tersebut berasal dari populasi salamanader perut hitam yang telah lama dianggap sebagai spesies tunggal. Penemuan ini membantu peneliti lebih memahami apa yang disebut spesies 'samar' saat ini.

Penemuan ini menyoroti spesies 'samar' tersebut. Spesies yang digambarkan sebagai spesies yang tidak memiliki perbedaan nyata yang memisahkan populasi yang berbeda secara evolusioner.

Bagi banyak spesies yang disebut 'samar', ini mungkin terbukti sulit ketika mengandalkan morfologi eksternal. Namun, spesies tersebut kemungkinan besar dapat didiagnosis dengan (tetap atau variabel) perbedaan dalam urutan DNA.

Sementara penulis baru-baru ini telah mengusulkan metode urutan DNA, tapi cara ini jarang diadopsi sebagai alat diagnostik utama pada vertebrata.

Selain itu, morfometrik dapat mengungkapkan variasi ukuran dan bentuk yang halus tetapi berbeda. Yang mungkin tidak dispositif untuk mengidentifikasi spesimen individu tetapi tetap dapat mengkarakterisasi perbedaan keseluruhan antara spesies.

Menurut para peneliti, salamander perut hitam ini telah sejak lama dikenal sebagai spesies tunggal selama lebih dari 100 tahun. Tapi pada kenyataanya, tetap memiliki perbedaan halus di antara mereka.

D. mavrokoilius dari Hickory Creek di Bearwallow Mountain, North Carolina (D. mavrokoilius dari Hickory Creek di Bearwallow Mountain, North Carolina)

"Salamander perut hitam telah dipelajari secara umum selama lebih dari 100 tahun," kata R. Alexander Pyron, Profesor Biologi Robert F. Griggs di George Washington University yang memimpin penelitian dalam rilis media.

"Pada tahun 2002, spesies kerdil samar ditemukan, dan, pada tahun 2005, bukti DNA mulai menunjukkan masih ada lagi. Baru pada penelitian kami yang didanai NSF pada tahun 2020, kami dapat mengurutkan data skala genom untuk mengetahui bahwa sebenarnya ada lima spesies yang tampak serupa."

Para peneliti memulai dengan mengamati Desmognathus quadramaculatus, spesies salamander yang telah dicirikan dengan buruk sepanjang sejarahnya. Mereka memperhatikan bahwa aspek morfologis, genetik dan geografis tertentu berbeda di antara spesimen.

Perbedaan itu termasuk variasi dalam ukuran, bentuk dan pola warna. Dan setelah mengurutkan genom dari Desmognathus quadramaculatus, para peneliti menemukan lima spesies terpisah.