Tiga di antaranya baru bagi para peneliti. Spesies baru tersebut sekarang dikenal sebagai Desmognathus gvnigeusgwotli, Desmognathus kanawha, dan Desmognathus mavrokoilius.
"Setelah melihat beberapa spesimen, kami melihat variasi fenotipik yang jelas dan substansial di antara sebagian besar garis keturunan," kata Pyron.
"Faktanya, nama 'quadramaculatus', yang digunakan selama lebih dari 120 tahun, bukanlah nama yang tepat untuk kelima spesies ini."
Kami, katanya, melacak spesimen asli di museum di Philadelphia dan Paris dan menemukan bahwa mereka milik spesies yang sama sekali terpisah. "Ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa 'samar' mereka pada akhirnya," Pyron melanjutkan.
"Kami juga menggunakan teknologi yang dikembangkan baru-baru ini untuk menyajikan data urutan DNA untuk spesies ini dalam format yang ringkas dan dapat direproduksi untuk secara permanen nantinya."
Menurut para peneliti, penelitian di masa depan harus menawarkan wawasan tambahan yang substansial tentang sejarah evolusi. Selanjutnya distribusi geografis, interaksi ekologis, dan aspek lain dari salamander perut hitam baru tersebut.
Laporan lengkap penelitian ini telah diterbitkan di Bionomina dengan judul "Nomenclatural solutions for diagnosing ‘cryptic’ species using molecular and morphological data facilitate a taxonomic revision of the Black-bellied Salamanders (Urodela, Desmognathus ‘quadramaculatus’) from the southern Appalachian Mountains."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo