Dunia Hewan: Strategi Belut Taman Cari Makan Saat Melawan Arus Laut

By Wawan Setiawan, Minggu, 24 Juli 2022 | 09:00 WIB
Belut taman adalah jenis belut yang hidup di dasar laut, biasanya di dekat terumbu karang. Belut ini menggali ke dalam tanah, ekor pertama, dan jarang meninggalkan liang mereka sepenuhnya. (@StevenRose / Twitter)

Nationalgeographic.co.id - Belut taman adalah hewan rumahan terbaik. Alih-alih berenang bebas di laut, belut ini justru berlabuh di liang di dasar laut berpasir. Mereka hampir tidak pernah meninggalkan liang mereka.

Koloni mereka, biasanya ditemukan di pinggiran gulungan karang tropis, dapat terdiri dari ribuan belut. Jika dilihat dari kejauhan akan tampak menyerupai taman lamun saat belut bergerak dan melambai. Kepala mereka, lengkap dengan mulut cemberut dan mata kartun yang lucu. Berhadapan langsung dengan arus saat mereka menyerang hewan kecil yang disebut zooplankton yang melayang lewat.

Saat ini, para ilmuwan hanya tahu sedikit tentang makhluk unik ini. Bagaimana perilaku mereka, seperti cara mereka makan, berubah dengan kondisi lingkungan. Sebagian besar penelitian kelautan berfokus pada strategi pemberian makan yang lebih umum dari ikan yang berenang bebas. Uniknya lagi, rasa malu belut taman ini selalu membuatnya bersembunyi ketika pemangsa lewat. Atau saat ada penyelam scuba yang mendatanginya. Kondisi inilah yang membuat penelitian mereka semakin menantang.

Kini, untuk pertama kalinya, para peneliti kelautan di Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University (OIST) telah melihat perilaku makan belut taman dalam pengaturan laboratorium eksperimental. Temuan mereka telah diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology dengan judul "Effects of prey density and flow speed on plankton feeding by garden eels: a flume study."

Studi tersebut mengungkap bagaimana belut memanfaatkan liang mereka. Mengubah gerakan dan postur mereka sebagai respons terhadap arus yang kuat. Sehingga memungkinkan mereka untuk makan dalam kisaran kecepatan aliran yang lebih luas dibandingkan dengan hewan bebas lainnya.

Belut taman menambatkan bagian bawah tubuh mereka di liang, dan menghadapkan kepala mereka melawan arus saat mereka memangsa zooplankton. Spesies dalam foto adalah belut taman tutul, Heteroconger hassi. (Okinawa Institute of Science and Technology)

"Ikan yang berenang bebas dapat berlindung dari arus dengan bersembunyi di celah dan celah karang," kata Kota Ishikawa, penulis pertama dan mahasiswa Ph.D. di Unit Biofisika Kelautan OIST. "Tapi belut taman terjebak di daerah yang lebih terbuka, dengan hanya liang mereka sendiri untuk berlindung. Jadi mereka harus mengembangkan strategi unik mereka sendiri untuk menghadapi arus kuat."

Di lab, para ilmuwan menciptakan kembali kondisi khas dengan membuat liang dengan dasar berpasir. Di dalam cerobong ada tempat untuk menempatkan liang portabel, dengan setiap liang menampung satu belut taman tutul, Heteroconger hassi, spesies yang biasa ditemukan di Okinawa.

Dalam percobaan, para peneliti menambahkan zooplankton ke air dan menggunakan kamera. Ada dua kamera di samping dan satu di bagian atas. Kamera tersebut untuk menangkap gerakan belut taman saat diberi makan pada empat laju aliran yang berbeda: 0,1, 0,15, 0,2, dan 0,25 m/d.

Rekaman yang ditangkap oleh kamera kemudian digunakan untuk melatih program pembelajaran mendalam untuk mengenali dan melacak mata dan bagian hitam paling atas di tubuh mereka.

Saat arus meningkat, pelacakan 3D menunjukkan bahwa belut taman mundur lebih jauh ke dalam liang mereka dan memfokuskan serangan mereka pada zooplankton yang lewat lebih dekat.

 Baca Juga: Dunia Hewan: Peneliti Memecahkan Misteri Karang yang Bercahaya