Dunia Hewan: Koloni Semut Berperilaku Seperti Jaringan Saraf

By Ricky Jenihansen, Senin, 25 Juli 2022 | 11:00 WIB
Koloni semut. (Getty Images)

Mereka menggunakan model matematika untuk menunjukkan bahwa mekanisme seperti itu memang masuk akal. Tetapi mereka tidak tahu mengapa koloni yang lebih besar membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk pergi.

Kronauer berani mengatakan bahwa semakin besar ukuran koloni, semakin sulit untuk dipindahkan, mendorong suhu kritis yang menyebabkan relokasi terjadi.

Dalam studi masa depan, Kronauer dan Gal berharap untuk menyempurnakan model teoretis mereka tentang proses pengambilan keputusan di koloni semut dengan mengganggu lebih banyak parameter dan melihat bagaimana serangga merespons.

Misalnya, mereka dapat mengubah tingkat feromon di sarang semut atau membuat semut yang diubah secara genetik dengan kemampuan berbeda untuk mendeteksi perubahan suhu.

"Apa yang dapat kami lakukan sejauh ini adalah mengganggu sistem dan mengukur output dengan tepat," kata Kronauer.

"Dalam jangka panjang, idenya adalah untuk merekayasa balik sistem untuk menyimpulkan cara kerja bagian dalamnya lebih dan lebih detail."

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo