Miris, 12 Spesies Laut Utama di Pantai Barat AS Terancam Hidupnya

By Wawan Setiawan, Sabtu, 6 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Kepiting Dungeness, salah satu spesies yang mulai terancam kelangsungan hidupnya. (Unsplash/CC0 Public Domain)

Nationalgeographic.co.id - Bagi generasi yang tumbuh besar menonton film Finding Nemo, mungkin tidak mengejutkan bahwa Pantai Barat Amerika Utara memiliki versinya sendiri dari jalan raya bawah laut. Jalur ini dikenal sebagai the California Current marine ecosystem (CCME).

CCME memanjang dari ujung paling selatan California sampai melalui Washington. Arus naik musiman dari air dingin yang kaya nutrisi ini adalah tulang punggung jaringan makanan krill, cumi-cumi, ikan, burung laut, dan mamalia laut yang lebih besar. Namun, perubahan iklim dan perubahan selanjutnya pada pH laut, suhu, dan tingkat oksigen mengubah CCME bukan dengan cara yang baik.

Penelitian baru dipimpin oleh profesor Biologi Universitas McGill Jennifer Sunday dan Profesor Terrie Klinger dari Pusat Pengasaman Laut Washington dalam EarthLab di Universitas Washington telah memperingatkan: Dampak iklim akan secara signifikan memengaruhi dua belas spesies penting secara ekonomi dan budaya yang membuat rumah mereka di CCME selama 80 tahun ke depan.

Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Global Change Biology pada 28 Juli dengan judul "Biological sensitivities to high‐resolution climate change projections in the California current marine ecosystem."

Bagian utara wilayah ini dan daerah yang lebih dekat ke pantai akan memiliki respons terkuat dalam pengaturan ini terhadap perubahan kondisi laut. Wilayah ini diperkirakan akan mengalami kehilangan substansial dalam rumput laut pembentuk kanopi. Adanya penurunan tingkat kelangsungan hidup red urchins, kepiting Dungeness, dan kerang silet, serta hilangnya habitat aerobik untuk ikan teri dan udang merah muda.

Mengevaluasi efek biologis dari beberapa variabel lingkungan sekaligus menunjukkan kompleksitas dalam penelitian sensitivitas iklim. Misalnya, beberapa perubahan lingkungan yang diantisipasi. Ini akan meningkatkan metabolisme dan meningkatkan konsumsi juga pertumbuhan. Perubahan yang menyertai variabel lain, atau bahkan variabel yang sama, berpotensi menurunkan tingkat kelangsungan hidup. Khususnya, peningkatan fisiologis (seperti dalam ukuran, konsumsi, atau motilitas) tidak selalu bermanfaat. Terutama ketika sumber daya seperti makanan dan air beroksigen menjadi terbatas.

Perubahan iklim dan pH laut, suhu, dan tingkat oksigen mengubah CCME bukan dengan cara yang baik. (Katherine Gombay, McGill)

Dari semua efek iklim yang dimodelkan, pengasaman laut dikaitkan dengan penurunan terbesar dalam tingkat biologis individu pada beberapa spesies. Akan tetapi peningkatan terbesar pada spesies lain. Hasil ini menekankan perlunya penelitian dan pemantauan lanjutan untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat ditindaklanjuti.

Berinvestasi dalam model prediktif dan menerapkan strategi adaptasi akan semakin penting untuk menjaga ekosistem, budaya pesisir, dan mata pencaharian secara lokal. Tantangan serupa akan dihadapi spesies yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Tanggapan akan diperumit oleh kedatangan spesies invasif, wabah penyakit, dan perubahan pasokan nutrisi di masa mendatang.

 Baca Juga: Lebih Banyak Spesies Terancam Punah dari yang Diperkirakan Sebelumnya

 Baca Juga: Tanda-Tanda Eksploitasi Berlebihan pada Ikan Air Tawar Sungai Amazon

 Baca Juga: Dunia Hewan: Ikan Mana yang Paling Menderita Kekurangan Oksigen?