Nationalgeographic.co.id - Nyanyian paus, kertakan udang, senandung katak. Namun pari? Sampai baru-baru ini, ilmuwan percaya ikan datar itu diam seperti penekuk.
Kini, sebuah studi memecahkan kesunyian itu. Video mengungkapkan bahwa dua spesies pari himantura granulata (Urogymnus granulatus) dan pari ekor sapi (Pastinachus ater), keduanya asli Indo Pasifik Barat—mengeluarkan suara klik yang mencolok dan jelas.
Faktanya, di salah satu video, suara klik pari sangat riuh, membuat fotografer menjatuhkan kameranya, ucap Lachlan Fetterplace, ahli ekologi kelautan di Swedish University of Agricultural Sciences yang memimpin studi, dipublikasikan baru-baru ini di jurnal ecology.
Sementara hampir seribu ikan bertulang membuat semacam suara, hiu, pari, dan skate, sampai sekarang, telah dianggap sebagai ikan asing yang pendiam. "Dan itu mengejutkan, karena ilmuwan dan penyelam di dalam air bersama hewan ini sepanjang waktu," tulis Jason Bittel di laman National Geographic pada artikel berjudul "Stingray recorded making sound for the first time—but why is a mystery."
“Itu sesuatu yang aneh,” tutur Fetterplace. “Saya sering menyelam bersama spesies pari lainnya, dan sekarang saya menanyakan ini pada diriku sendiri. Mungkinkah saya melewatkan ini?”
“Ini menunjukkan kita tidak tahu segalanya,” tambahnya. “Kita ada di tahun 2022, dan Anda dapat menemukan sesuatu yang tidak pernah seorang pun melihatnya hanya dengan pergi keluar dan melakukan observasi pada sejarah alam.”
Bagaimana pari membuat suara?
Sebelum studi baru, bukti terverifikasi dari pari yang membuat suara berasal dari studi pari cownose di penangkaran. Dipublikasikan pada 1970, riset ini merekam suara klik yang singkat dan jelas berasal dari ikan itu, tetapi hanya setelah ilmuwan memaksa mereka. Tidak pernah terdengar lagi hingga 2017 dan 2018 beberapa penulis bersama studi baru kebetulan merekam video kualitas tinggi saat menyelam di Indonesia dan Australia yang menangkap suara itu.
Kendati video membuktikan pari ini membuat suara tampaknya menjadi sesuatu yang pasti, para peneliti tidak yakin bagaimana hewan ini menghasilkan suara.
“Mereka tidak memiliki pita suara, dan tidak ada mekanisme yang jelas tentang bagaimana mereka melakukannya,” kata Fetterplace.
Di video, spirakel pari—dua lubang di kepala mereka digunakan untuk memindahkan air melalui insang mereka—tampak berkontraksi saat suara klik terdengar. Ini mengesankan ikan itu mungkin menciptakan gesekan antara spirakel dan jaringan di sekitarnya, tidak seperti saat kita memetikkan jari kita. Mungkin juga pari membentuk suara dengan menciptakan vakum, seperti saat kita berdecak, jelas Fatterplace.
Apa pun yang terjadi, itu sepertinya akan segera terungkap, saat ilmuwan lain telah merencanakan studi untuk melihat anatomi pari lebih teliti.
Apa yang ingin dikatakan pari?
Untuk riset mereka, Fatterplace dan koleganya membandingkan lebar gelombang dan frekuensi dari suara itu dengan rentang pendengaran pari yang diketahui. Mereka mengonfirmasi pari memang dapat mendengar suara ini, yang artinya mereka membentuk komunikasi.
Di waktu yang sama, kerja ilmuwan menunjukkan bahwa hiu karang dan hiu lemon—predator dari kedua spesies pari—juga dapat mendengar suara klik. Ini mengesankan pari mungkin mengeluarkan suara saat mereka merasakan kedatangan predator sebagai peringatan, mungkin untuk tetap menjauh dari ekor pari yang berbisa.
Demikian juga, suara yang cepat dan keras mungkin hanya pengalihan yang mengejutkan predator dan memberikan pari kesempatan untuk melarikan diri.
Namun ada kemungkinan lain.
Saat fotografer dan rekan penulis Javier Delgado Esteban menyaksikan himantura granulate liar membuat suara pada 2018 di Teluk Geoffrey, Australia, dia mencatat perilaku menarik lainnya. Setelah membuat suara klik, pari remaja dengan cepat bergabung dengan sejumlah pari lainnya.
“Yang lainnya akan datang dan berkumpul di sekelilingnya, dan semua memiliki ekor dengan ujung runcingnya mencuat ke atas,” kata Fetterplace, mengesankan suara klik bisa menjadi cara untuk memanggil bantuan.
‘Benar-benar, sangat menarik’
Audrey Looby, kandidat doktor dan ahli ekologi komunitas laut di University of Florida, baru-baru ini memublikasikan tinjauan ilmiah pembuatan suara pada ikan. Dia menyaring lebih dari 800 referensi sejak 1874 dan menemukan hanya sedikit referensi untuk elasmobranch, sebuah kelompok yang termasuk hiu, pari, dan skate.
Baca Juga: Indonesia Jadi Tempat Pembibitan Alami Pari Manta yang Langka
Baca Juga: Rentannya Pari Manta Taman Nasional Komodo karena Terbuai Pariwisata
Baca Juga: Bahaya Plastik, Lebih Dari Seribu Hiu dan Pari Mati Terjerat Sampah
“Jadi melihat hasil studi seperti ini, terdapat video dan deskripsi perilaku yang komprehensif yang berkaitan dengan suara-suara itu, benar-benar sangat menarik,” kata Looby.
Bagaimana kemampuan ini terabaikan begitu lama, Looby berkata itu dapat dijelaskan oleh salah satu dari beberapa faktor. Contohnya, mungkin pari hanya sesekali membuat suara, atau hanya spesies tertentu yang dapat melakukannya, atau ikan itu lebih mungkin membuat suara di waktu dan alasan yang spesifik.
“Mereka juga bisa sangat sulit dipelajari karena mereka sering kali sangat gesit dan sulit dipahami,” tutur Looby.
Karena banyak spesies pari terancam punah, Fetterplace memberikan peringatan. Saat dia dan rekan penulisnya berharap penelitian mereka akan membuka lebih banyak contoh suara yang dihasilkan pari, “kami tidak ingin publik pergi keluar dan benar-benar dekat dengan pari hanya untuk mendapatkan suara semacam ini.”
“Itu tidak baik untu pari,” katanya, “dan itu berpotensi membahayakan.”
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo