Satu ruangan memiliki dinding yang tidak dicat dan lantai tanah. “Tampaknya ruangan itu digunakan untuk penyimpanan,” tulis Sahir Pandey di laman Ancient History.
Zuchtriegel mengatakan, "Jelas, penghuninya tidak memiliki uang yang cukup untuk mendekorasi lima kamar di rumah." Dekorasi berfokus pada halaman rumah yang menampung figur Lares, serta tangki atau sumur yang dihias dengan sangat baik.
Kelas menengah Romawi harus memilih bagian dari rumah untuk didekorasi. Di House of Larario, pemiliknya memilih halaman. Vila-vila elit Pompeii juga menampilkan penekanan dekoratif maksimum di halaman mereka.
Baca Juga: Mengungkap Periode Kesultanan Utsmaniyah dan Romawi di Yerusalem
Baca Juga: Pelatihan Fisik Berat nan Berliku para 'Mesin Pembunuh' Romawi
Baca Juga: Elit Politik Rakus dan Xenofobia Jadi Sebab Jatuhnya Republik Romawi
Baca Juga: Analisis pada Sampah Ungkap Penduduk Pompeii pun Melakukan Daur Ulang
Selain dipan, di kamar tidur juga terdapat peti kayu dengan penutup terbuka, seolah-olah sedang dikosongkan. Meski batangnya rusak parah akibat runtuhnya balok dan panel langit-langit bangunan, sebagian isinya masih utuh. Yang menonjol adalah lampu minyak yang dihiasi dengan relief yang menggambarkan Zeus dalam rupa elang. Sebuah meja kecil berkaki tiga yang ditemukan berdiri di dekatnya menyerupai meja aksen yang digunakan saat ini.
Menjaga kerapian rumah
Di area gudang rumah, para arkeolog menemukan lemari kayu dengan papan belakangnya utuh tetapi rak-raknya jatuh. Lemari itu memiliki setidaknya empat pintu panel dan menyimpan peralatan untuk dapur terdekat. “Engsel juga ditemukan di gudang,” imbuh Pandey.
Penemuan lain adalah sebuah fragmen besar dari pelat berbingkai tembus pandang dalam nuansa biru kobalt dan zamrud.
Selain itu, pembakar dupa berbentuk buaian, dihiasi warna-warni, ditemukan dalam kondisi sempurna. Seolah-olah baru digunakan kemarin, alih-alih berabad-abad yang lalu.
Secara keseluruhan, House of Larario dan isinya menunjukkan gambaran penduduk yang tidak mampu membeli kemewahan elit Romawi. Namun mereka mencoba meniru warga yang lebih kaya ini di halaman mereka.
Seperti yang dikatakan Zuchtriegel, “Kami tidak tahu siapa yang tinggal di sini. Namun kehidupan menyenangkan yang digambarkan di halaman mungkin lebih merupakan aspirasi daripada kenyataan sehari-hari penghuninya.”