Tenar bak Selebritas, 5 Gladiator Romawi Ini Terkenal di Masanya

By Sysilia Tanhati, Rabu, 10 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Beberapa gladiator Romawi terkenal di masanya. Mereka bahkan dikenang hingga kini. (Hermann Vogel)

Flamma

Flamma, gladiator kelahiran Suriah, bertarung saat pemerintahan Kaisar Hadrian (117 hingga 138 Masehi). Memiliki karier yang panjang, Flamma terkenal karena menolak kebebasan sebanyak 4 kali.

Flamma menyelesaikan 34 pertandingan yang mengesankan, sebagian besar di Sisilia. Dia berutang karir yang panjang tidak hanya untuk keberhasilannya di amfiteater, tetapi juga untuk belas kasihan penyelenggara acara. Flamma menerima sekitar 13 penangguhan hukuman, di mana wasit menyelamatkan hidupnya saat kalah atau memahkotai kedua pesaing sebagai pemenang.

Catatan Flamma menunjukkan betapa bergantungnya gladiator pada belas kasihan wasit. Seorang wasit bisa menyelamatkan nyawa gladiator yang kalah atau membiarkan petarung lawan mendaratkan pukulan mematikan.

Flamma akhirnya meninggal pada usia 30, lebih tua dari banyak rekan-rekannya.

Commodus

Hari ini, Commodus paling dikenal sebagai kaisar gila yang pemerintahannya membawa bencana dari tahun 180 hingga 192 Masehi. Pemerintahan Commodus menandai berakhirnya era keemasan Romawi (juga dikenal sebagai Pax Romana).

Putra Marcus Aurelius, Commodus menjadi kaisar bersama ayahnya pada usia 16 tahun. Dia naik ke tampuk kekuasaan sendiri pada tahun 180 Masehi, setelah ayahnya meninggal—mungkin karena penyakit, mungkin karena pembunuhan.

Kejam, cabul, dan tidak bermoral, menurut sejarawan awal Aelius Lampridius, Commodus memiliki 600 harem. Menganggap dirinya dewa, Commodus percaya bahwa ia adalah reinkarnasi Hercules. Sang kaisar sering berjalan di sekitar istana dengan mengenakan kulit singa khas manusia setengah dewa itu.

Tidak mengherankan, Commodus juga menyebut dirinya sebagai gladiator. Dia konon memasuki ring 735 kali, sering bertarung melawan binatang, tetapi terkadang melawan gladiator lain. Meski tidak terlalu terampil, tetapi tidak ada yang berani melukai atau membunuh kaisar yang berkuasa, tulis sejarawan Herodian.

“Melukai Commodus tampak seperti jalan tertentu pintas menuju kematian mengerikan,” ungkap Walters.

Spiculus