Para Penjelajah Baru Saja Menemukan Gua Terdalam di Australia

By Utomo Priyambodo, Rabu, 10 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Para penjelajah yang menemukan gua terdalam di Australia. (The Southern Tasmanian Caverneers)

Jadi, seperti yang dapat Anda bayangkan, pembentukan gua bisa menjadi sangat kompleks: komposisi spesifik karst, keasaman air, tingkat drainase, dan pengaturan geologis keseluruhan adalah faktor-faktor yang menentukan jenis gua apa yang akan terbentuk.

Dalam geologi, ada banyak dugaan spasial. Mampu melihat seberapa dalam formasi gua adalah seperti masuk ke lapisan kue terdalam. Di dalam sana Anda mungkin tidak menemukan hal yang sama di semua arah.

"Dari sudut pandang penelitian, gua sangat berharga karena mengandung endapan gua (atau 'speleothems') seperti stalagmit dan stalaktit," jelas Rau. "Benda-benda ini terkadang runcing yang mengarah ke atas dari lantai gua, atau terkulai dari langit-langit, atau membentuk batu aliran yang indah."

   

Baca Juga: Membuka Kapsul Waktu, Menjelajahi Gua Tambang Kobalt Abad Ke-19

Baca Juga: Sistem Gua Terpanjang Sedunia Panjangnya Setara Jarak Jakarta-Surabaya

Baca Juga: Tulang Manusia dan Berbagai Hewan Ditemukan di 'Gua Hyena' Arab Saudi 

    

Endapan gua terbentuk sebagai akibat dari air yang melewati gua. Seperti pohon, endapan ini mengandung cincin pertumbuhan (atau lapisan) yang dapat dianalisis. Endapan ini juga dapat mengandung tanda kimia lain yang terkandung dalam air, yang dapat mengungkapkan proses yang terjadi pada saat pembentukan.

"Meskipun tampaknya tidak banyak, kita dapat menggunakan endapan ini untuk mengungkap rahasia masa lalu tentang iklim bumi," tegas Rau.

Karena endapan gua adalah ciri interaksi antara batu dan air selama pembentukan gua, pada dasarnya kita dapat berharap untuk menemukannya di sebagian besar gua.

"Turun jauh ke dalam sistem gua bukanlah prestasi kecil," kata Rau. Menurutnya, eksplorasi gua adalah sesuatu yang terus dilakukan orang-orang, dan itu membawa manfaat besar bagi para peneliti di berbagai sub-bidang geologi.

"Dan meskipun kita telah menempuh perjalanan jauh, selalu ada sudut dan celah yang tidak bisa kita masuki – bagaimanapun juga, manusia tidak kecil."

"Saya yakin ada ruang kecil, terlalu sempit untuk kita jelajahi, yang terbuka ke dalam sistem yang jauh lebih lama atau lebih besar daripada yang pernah kita temukan," tegas Rau.