Dunia 'Sangat Tidak Siap' Menghadapi Letusan Gunung Berapi Masif

By Ricky Jenihansen, Kamis, 25 Agustus 2022 | 16:00 WIB
Gunung Rinjani, Indonesia. (Adobe Stock)

"Ini sangat perlu diubah. Kita benar-benar meremehkan risiko yang ditimbulkan oleh gunung berapi bagi masyarakat kita."

Letusan di Tonga pada bulan Januari adalah yang terbesar yang pernah tercatat secara instrumental.

Para peneliti berpendapat bahwa jika itu berlangsung lebih lama, melepaskan lebih banyak abu dan gas, atau terjadi di daerah yang penuh dengan infrastruktur penting -seperti Mediterania, maka gelombang kejut global bisa sangat menghancurkan.

"Letusan Tonga adalah ekuivalen vulkanik dari asteroid yang baru saja hilang dari Bumi, dan perlu diperlakukan sebagai panggilan untuk sadar," kata Mani.

Para ahli CSER mengutip penelitian terbaru yang mendeteksi keteraturan letusan besar dengan menganalisis jejak lonjakan belerang dalam sampel es purba.

Letusan yang sepuluh hingga seratus kali lebih besar dari ledakan Tonga terjadi setiap 625 tahun sekali, dua kali lebih sering dari yang diperkirakan sebelumnya.

Rekan penulis Mike Cassidy mengatakan, letusan terakhir berkekuatan tujuh skala richter terjadi pada 10 April tahun 1815 di Indonesia, yaitu letusan Gunung Tambora. Cassidy seorang ahli gunung berapi dan peneliti CSER yang berkunjung, sekarang berbasis di University of Birmingham.

"Diperkirakan 100.000 orang meninggal secara lokal, dan suhu global turun rata-rata satu derajat, menyebabkan kegagalan panen massal yang menyebabkan kelaparan, pemberontakan kekerasan dan epidemi dalam apa yang dikenal sebagai tahun tanpa musim panas," katanya.

Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 24 Desember 2021, sebelum meletus. (DigitalGlobe/Getty Images)

"Kita sekarang hidup di dunia dengan populasi delapan kali lipat dan tingkat perdagangan lebih dari empat puluh kali lipat. Jaringan global kita yang kompleks dapat membuat kita lebih rentan terhadap guncangan letusan besar."

Kerugian finansial dari letusan berkekuatan besar akan mencapai multi-triliun, dan dalam skala yang sebanding dengan pandemi, kata para ahli.

Mani dan Cassidy menguraikan langkah-langkah yang mereka katakan perlu diambil untuk membantu meramalkan dan mengelola kemungkinan letusan yang mengubah planet, dan membantu mengurangi kerusakan dari letusan yang lebih kecil dan lebih sering.