Nationalgeographic.co.id—Ledakan amarah anak-anak saat bermain gim digital telah menimbulkan kekhawatiran dan perdebatan publik. Sekarang, para ilmuwan mengambil pendekatan baru seputar topik tersebut untuk meneliti dari sudut pandang anak.
Hasilnya, para peneliti menemukan alasan kompleks dibalik ledakan amarah anak-anak saat bermain gim digital. Studi baru ini dilakukan oleh para ilmuwan di University of Eastern Finland.
Laporan penelitian mereka telah diterbitkan di International Journal of Child-Computer Interaction dengan judul "Gamer rage—Children’s perspective on issues impacting losing one’s temper while playing digital games."
Pada penelitian ini, sebagai data, peneliti menggunakan wawancara dengan, dan esai oleh, anak-anak. Studi ini meneliti pandangan anak-anak tentang alasan, dan faktor latar belakang, kemarahan para pemain gim digital.
Selain itu, para peneliti menganalisis bagaimana kemarahan anak-anak memanifestasikan diri mereka. Bagaimana gim digital juga telah mempengaruhi emosi anak-anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan kemarahan para pemain gim pada anak-anak sering ditemukan karena kinerja mereka sendiri. Faktor internal ini sangat berpengaruh pada emosi mereka.
"Misalnya, kegagalan berulang dalam gim atau kegagalan pada menit terakhir, atau kalah dari seorang pemula, menyebabkan gangguan dan kemarahan," kata Project Researcher Juho Kahila dari University of Finlandia Timur dalam rilis media.
"Dalam game digital, daya saing dan faktor sosial memainkan peran utama secara umum."
Anak-anak sering membandingkan kinerja mereka sendiri dengan pemain lain. Tindakan frustasi oleh pemain lain, seperti menyontek atau kalah karena rekan tim yang tidak kompeten, dianggap sebagai sumber kemarahan.
Selain itu, gangguan di luar permainan, seperti harus mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan masalah teknis, seperti koneksi internet yang buruk, juga diidentifikasi sebagai sumber kemarahan oleh para peneliti.
Kegagalan, penghinaan, kebisingan, dan kelaparan menjadi pre disposisi kemarahan, kata peneliti.
Beberapa gim dianggap sebagai pemicu kemarahan. Misalnya, bermain melawan manusia sungguhan, atau dipermalukan oleh pemain lain diidentifikasi sebagai faktor yang memicu kemarahan pemain.
Kemudian, selain pilihan gim, lingkungan gim juga berpengaruh terhadap permasalahan ini.
"Keracunan dalam gim digital, seperti komentar tidak menyenangkan atau intimidasi oleh pemain lain, serta lingkungan game yang bising, diidentifikasi sebagai pre disposisi kemarahan," kata Kahila.
"Selain itu, masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengalami hari yang buruk di sekolah, atau merasa lapar, juga diakui sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kemarahan."
Dalam esai anak-anak, kemarahan pemain gim sering kali berbentuk ekspresi verbal, tetapi juga ekspresi fisik, serta berhenti bermain gim.
Dalam ledakan marah, anak-anak tidak hanya berteriak dan memaki, tetapi mereka juga menendang, memukul, dan melemparkan barang-barang di tangan. Seperti misalnya melempar peralatan permainan atau perabot mereka.
Baca Juga: Studi Baru: Bermain Gim Video Punya Efek Tak Terduga pada IQ Anak
Baca Juga: Sains Terbaru, Ternyata Gim Video Bisa Meningkatkan Kemampuan Belajar
Baca Juga: Hasil Studi: Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Lewat Video Gim
Sesi permainan sering dihentikan saat merasa marah. Namun, hasilnya juga menunjukkan bahwa berhenti dari sesi permainan, atau beralih ke permainan yang tidak membuat marah, sering digunakan sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari menjadi lebih marah.
Studi menunjukkan bahwa alasan di balik kemarahan para pemain gim dalam gim digital sangat kompleks -dan anak-anak pandai menamai mereka.
Menurut Kahila, banyak alasan yang menyebabkan kemarahan dalam gim digital, seperti kegagalan dalam gim, menipu lawan, atau lingkungan gim yang beracun, serupa juga dalam pengaturan gim lainnya.
"Misalnya perasaan marah karena kesalahan sendiri, penalti yang gagal oleh wasit, atau perilaku menjengkelkan lawan, semuanya lumrah dalam gim yang cepat, hanya untuk mengambil contoh," kata Kahila.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo