"Karena remaja adalah pengguna internet yang intensif, kami biasanya berharap bahwa mereka sudah tahu bagaimana mendekati dan menilai informasi daring, tetapi yang terjadi justru sebaliknya," komentar Masaryk.
Seperti diketahui, remaja adalah kelompok yang sering diabaikan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menemukan berita kesehatan palsu. Sebagai apa yang disebut 'penduduk asli digital', dengan 71 persen anak muda dunia menggunakan internet.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penggambaran positif dari perilaku berisiko di media, seperti merokok dan minum akohol, mengarah pada peningkatan perilaku berisiko pada remaja.
Di sisi lain, informasi kesehatan daring yang mendukung informasi yang diberikan oleh para profesional dapat menyebabkan perubahan gaya hidup sehat, perawatan diri, dan kepatuhan pengobatan.
Remaja melihat fitur struktural situs web, seperti bahasa dan penampilan, untuk mengevaluasi informasi daring.
Penelitian sebelumnya tentang kepercayaan konten berita dengan remaja mengidentifikasi lima elemen editorial yang menyimpulkan kredibilitas pesan, yaitu superlatif, clickbait, kesalahan tata bahasa, daya tarik otoritas, dan jenis huruf tebal.
Masaryk dan rekan mendeskripsikan pada penelitian sebelumnya untuk mengevaluasi efek manipulasi dengan konten dan format pesan kesehatan online pada kepercayaan mereka dalam sampel remaja.
Mereka mempresentasikan 300 siswa sekolah menengah (berusia antara 16 dan 19 tahun) dengan tujuh pesan singkat tentang efek promosi kesehatan dari buah dan sayuran yang berbeda.
Pesan memiliki tingkatan yang berbeda: pesan palsu, pesan netral yang benar, dan pesan yang benar dengan elemen editorial (superlatif, clickbait, kesalahan tata bahasa, daya tarik otoritas, dan jenis huruf tebal).
Peserta kemudian diminta untuk menilai keterpercayaan pesan tersebut.
Para peserta dapat membedakan antara pesan kesehatan palsu dan pesan kesehatan apakah benar atau sedikit diubah dengan elemen pengeditan.