Thamugadi, Kota Romawi yang Tersembunyi di Bawah Hamparan Pasir Sahara

By Sysilia Tanhati, Rabu, 7 September 2022 | 10:00 WIB
Terletak di benua Afrika, Thamugadi merupakan kota Romawi yang tersembunyi di bawah hamparan pasir Sahara. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi menjadi salah satu kekaisaran terhebat dalam sejarah. Wilayahnya membentang dari Eropa, Asia hingga Afrika. Sebagian sisa-sisa kota Romawi masih bisa kita nikmati saat ini. Namun ada satu kota yang lenyap terkubur dan terlupakan selama seribu tahun setelah mengalami masa keemasan. Terletak di benua Afrika, Thamugadi merupakan kota Romawi yang tersembunyi di bawah hamparan pasir Sahara.

Didirikan oleh Kaisar Trajan sekitar tahun 100 Masehi, Thamugadi ini juga dikenal sebagai Timgad atau Tamugas. Kota ini terletak di provinsi Mumidia, Afrika Utara.

Rumah bagi para veteran Legiun Augustan Ketiga, Thamugadi berkembang selama ratusan tahun. “Dengan cepat, kota ini makin makmur sehingga menjadi target yang menarik bagi para perampok,” tutur Rubén Montoya di laman National Geographic.

Setelah invasi Vandal pada tahun 430, serangan berulang kali melemahkan pos terdepan Romawi di Afrika. Kota yang sempat jaya itu tidak dapat pulih seperti sedia kala dan ditinggalkan selama tahun 700-an.

Pasir gurun menyapu dan mengubur Thamugadi. Seribu tahun berlalu Thamugaldi ditemukan tim penjelajah Skotlandia pada tahun 1700-an.

Konsul yang memiliki rasa ingin tahu tinggi

Bangsawan Skotlandia James Bruce menjabat sebagai konsul Inggris di kota pesisir Aljir (sekarang ibu kota Aljazair) pada tahun 1763. Ia dikenal karena karena penemuannya tentang sumber Nil Biru di Ethiopia.

Bruce memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Sebelum kedatangannya di Aljazair, ia menghabiskan beberapa bulan di Italia untuk mempelajari sejarah kawasan Afrika. Termasuk peranan Afrika di zaman kuno.

Sayangnya, ia bersilang pendapat dengan atasannya. Bentrokan tidak dapat dihindari sehingga ia pun dipecat. Setelah kehilangan jabatannya pada 1765, alih-alih kembali ke tanah air, ia melanjutkan petualangannya melintasi Afrika. Bersama seniman Luigi Balugani, keduanya membuat catatan dan membuat ilustrasi yang menggambarkan tempat dan orang yang dijumpai.

Pencarian jejak peradaban kuno

Di awal pengembaraan, mereka melakukan perjalanan ke selatan menuju gurun Aljazair untuk mencari jejak peradaban kuno. Bruce dan Balugani menemukan beberapa reruntuhan Romawi saat menjelajahi bagian-bagian yang lebih terpencil di wilayah itu.

Pada 12 Desember 1765, mereka mencapai wilayah yang disebut Thamugadi. Banyak yang percaya bahwa kedua penjelajah ini merupakan orang Eropa pertama dalam berabad-abad yang mengunjungi situs tersebut. Situs Thamugadi berada di lereng utara pegunungan Aurs.