Thamugadi, Kota Romawi yang Tersembunyi di Bawah Hamparan Pasir Sahara

By Sysilia Tanhati, Rabu, 7 September 2022 | 10:00 WIB
Terletak di benua Afrika, Thamugadi merupakan kota Romawi yang tersembunyi di bawah hamparan pasir Sahara. (Wikipedia)

Prancis mengambil alih situs tersebut pada tahun 1881 dan mempertahankan keberadaannya di sana hingga tahun 1960. Selama periode tersebut, situs tersebut digali secara sistematis. Setelah terkubur selama berabad-abad di bawah pasir, Thamugadi digali secara keseluruhan.

Krisis yang menyebabkan kejatuhan Thamugadi

Penelitian yang dilakukan oleh Playfair dan sarjana Prancis memungkinkan sejarawan untuk mengumpulkan sejarah kota. Kota ini awalnya bernama Colonia Marciana Trajana Thamurga, untuk menghormati saudara perempuan Kaisar Trajan.

Pada pertengahan abad ketiga Masehi, populasi kota mencapai 15.000. Penduduknya menikmati bangunan umum yang bagus, termasuk perpustakaan yang megah dan total 14 pemandian. Kenyamanan fasilitas Thamugadi dan keberadaan mosaik membuat para sejarawan membandingkan kota ini dengan Pompeii. Thamugadi menjadi manifestasi dari kekuatan Romawi di perbatasan selatan kekaisaran.

Lokasi kota adalah kunci untuk melindungi perbatasan selatan Kekaisaran Romawi. Afrika Utara adalah pusat produksi biji-bijian. Legiun Augustan Ketiga Romawi ditempatkan di Thamugadi untuk melindungi biji-bijian dan pengangkutannya ke Roma.

Baca Juga: Kunci Sukses Tukang Cuci Romawi: Gunakan Urine sebagai Pemutih Alami

Baca Juga: Susah Payah Dibawa dari Mesir, Ini Fungsi Obelisk bagi Pemimpin Romawi

Baca Juga: Bukti Mengapa Romawi Kuno Dianggap sebagai 'Surga' bagi Orang Cabul

  

Beberapa ratus orang akan diberhentikan dari legiun setiap dua tahun dan mereka menetap di Thamugadi. Ini semacam penghargaan atas pelayanan mereka. Kehadiran mantan legiun itu dapat menahan para penyerang.

Namun masa keemasannya tidak bertahan lama. Krisis di perbatasan Romawi memengaruhi Thamugadi.

Setelah dijarah oleh Vandal selama abad kelima, kota mulai tenggelam ke dalam kehancuran. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi barat, Thamugadi menikmati kebangkitan singkat sebagai pusat Kristen. “Sebuah benteng dibangun di luar kota pada tahun 539,” imbuh Montoya. Namun akhirnya kota ini ditinggalkan saat invasi Arab pada tahun 700-an.

Sejak saat itu, Sahara secara bertahap menutupi Thamugadi dan menyembunyikannya selama seribu tahun. Sampai akhirnya, James Bruce dan yang lainnya menemukan kembali pos Romawi yang terkubur itu. Thamugadi ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1982.