Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan telah menciptakan membran yang terbuat dari limbah produk sampingan dari pembuatan minyak nabati, yang dapat menyaring logam berat dari air yang terkontaminasi. Temuan tersebut merupakan hasil kerjasama ilmuwan Nanyang Technological University, Singapura (NTU Singapore) dengan ETH Zurich, Swiss (ETHZ).
Dalam pengujian, mereka menunjukkan bahwa proses tarik-menarik ini, yang disebut adsorpsi, mampu memurnikan air yang terkontaminasi hingga tingkat yang memenuhi standar minum internasional.
Laporan mereka telah diterbitkan di Chemical Engineering Journal dengan judul "Plant-based amyloids from food waste for removal of heavy metals from contaminated water" baru-baru ini.
Fokus penelitian mereka dalam mewujudkan ketahanan air selaras dengan rencana strategis NTU 2025 dan tujuan universitas dalam mengurangi dampak kemanusiaan terhadap lingkungan.
Tim peneliti, menemukan bahwa protein berasal dari produk sampingan dari produksi minyak kacang atau bunga matahari dapat menarik ion logam berat dengan sangat efektif.
Tim dipimpin oleh Profesor Ali Miserez dari School of Materials Science & Engineering dan School of Biological Sciences dan NTU Visiting Professor Raffaele Mezzenga dari Department of Health Science and Technology di ETHZ.
Membran para peneliti berpotensi menjadi metode yang murah, berdaya rendah, berkelanjutan, dan terukur untuk mendekontaminasi logam berat dari air.
Prof Miserez mengatakan, bahwa pencemaran air tetap menjadi masalah global utama di banyak bagian dunia. "Logam berat mewakili kelompok besar polutan air yang dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, menyebabkan kanker dan penyakit mutagenik," kata Miserez dalam rilis NTU.
"Teknologi saat ini untuk menghilangkannya adalah energi- intensif, membutuhkan daya untuk beroperasi, atau sangat selektif dalam menyaring."
Menurutnya, membran berbasis protein yang mereka buat melalui proses hijau dan berkelanjutan, dan membutuhkan sedikit atau tanpa daya untuk menjalankannya. "Menjadikannya layak untuk digunakan di seluruh dunia dan terutama di negara-negara kurang berkembang," kata Prof Miserez.
Untuk diketahui, produksi minyak nabati rumah tangga komersial menghasilkan produk sampingan limbah yang disebut bungkil biji minyak. Ini adalah sisa makanan kaya protein yang tersisa setelah minyak diekstraksi dari tanaman mentah.