Nationalgeographic.co.id—Bagi orang Romawi kuno, segala sesuatu diilhami dengan roh ilahi (numen) yang memberikehidupan. Bahkan benda-benda yang dianggap tidak bernyawa seperti batu dan pohon memiliki numen. “Kepercayaan yang tidak diragukan lagi tumbuh dari praktik keagamaan awal animisme,” ungkap Joshua J. Mark di laman World History Encyclopedia. Bangsa Romawi percaya pada roh yang mendiami suatu tempat, sungai dan mata air, bukit dan lembah, dan rumah. Roh-roh penjaga rumah orang Romawi ini memberi kemakmuran sekaligus bencana. Tergantung bagaimana mereka menghormatinya.
Penghormatan pada roh penjaga rumah
Orang Romawi percaya bahwa kehidupan dipengaruhi oleh roh bumi, rumah, dan roh orang yang telah meninggal. Jika para pendeta memiliki otoritas untuk melakukan ritual kekaisaran atau kenegaraan, ritual di rumah diserahkan pada masing-masing rumah tangga.
Agama Romawi didasarkan pada konsep quid pro quo (“ini untuk itu”). Selama seseorang memberikan penghormatan yang layak kepada roh rumah tangganya, ia akan menikmati kesehatan dan kemakmuran.
Mereka percaya bahwa rumah tangga akan berfungsi dengan baik tergantung pada seberapa baik penghuni rumah itu memperlakukan roh di rumah. Sebuah rumah di mana ritual dilakukan dan roh dihormati akan berkembang. Pemilik rumah yang sukses dapat menunjukkan kemakmurannya sebagai bukti pengabdian dan kesalehannya. Sementara mereka yang mengabaikan roh akan menderita karenanya.
Ada banyak roh yang berbeda dalam kepercayaan agama Romawi. Namun yang paling memengaruhi rumah tangga dan kehidupan sehari-hari adalah: Panes dan Penates, Lares, Parentes, Manes, Lemures, Genius, Genius Loci, serta Umbrae.
Selain itu, ada dewa Janus, dewa permulaan tetapi juga gerbang dan pintu, dan Vesta, dewi perapian dan rumah. Dewa-dewi ini juga membutuhkan perhatian khusus pemilik rumah. Selanjutnya, batas-batas milik seseorang dilindungi oleh dewa lain, Terminus. Terminus dipercaya menghuni batu batas yang menandai garis milik seseorang dari milik tetangga.
Panes dan Penates
Keduanya adalah roh yang mendiami dapur. Mereka menyimpan makanan di rumah dan memberikan suasana yang menyenangkan untuk ditinggali. Roh-roh ini juga melindungi bahan makanan dari pembusukan serta menyediakan sumber makanan bagi keluarga.
Jika keluarga Romawi tidak melakukan penghormatan pada Panes dan Penates, bisa-bisa mereka kekurangan makanan.
Patung-patung Panes dan Penates terletak di area dapur dan di atas meja makan. Keluarga-keluarga mengucapkan terima kasih kepada roh penjaga ini sebelum makan. Tentu saja, sebagian dari makanan itu disisihkan untuk menghormati keduanya. Makanan yang sudah disisihkan kemudian dibakar setelah itu di perapian sebagai persembahan ritual kepada mereka.
“Buah pertama dari panen ditawarkan kepada Panes dan Penates,” tambah Mark. Keluarga Romawi mengucap syukur pada roh-roh ini setiap peristiwa penting dalam kehidupan keluarga seperti kelahiran, ulang tahun, promosi, atau pernikahan.