Patung yang Berbicara: Menyuarakan Kritik Orang Roma pada Penguasa

By Sysilia Tanhati, Minggu, 2 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Selama lima ratus tahun terakhir, orang-orang Roma menyuarakan kebencian mereka terhadap pihak berwenang melalui media yang unik. Ekspresi ketidakpuasan politik ini dipajang secara anonim di berbagai patung terkemuka di sekitar kota. (Nicolas Beatrizet )

 Baca Juga: Masukkan ke Mulut Singa: Menyampaikan Keluhan di Venesia Era Renaisans

Di lain waktu, patung-patung itu mengejek Camilla, saudara perempuan Paus Sixtus V. Camilla berasal dari keluarga petani, tetapi mulai bersikap seperti seorang wanita bangsawan. Tak ayal, percakapan antara Marforio dan Pasquino pun terjadi.

 “Hei, Pasquino, kenapa bajumu kotor sekali? Kamu terlihat seperti pedagang batu bara!” tanya Marforio.

Pasquino menjawab, “Apa yang bisa saya lakukan? Tukang cuci saya telah menjadi seorang putri!”

Salah satu satir paling terkenal berpusat di sekitar Paus Urbanus VIII Barberini (1623–44), yang memiliki perunggu dari Pantheon. Ia melebur perunggu itu untuk digunakan di Basilika Santo Petrus.

Mengkritik tindakannya, seseorang menulis, “Apa yang tidak dilakukan oleh orang barbar, dilakukan oleh Barberini.”

Pada tahun 1679, dengan dalih melestarikan patung antik yang bagus, Marforio ditempatkan di halaman Palazzo Nuovo. Kini, Marforio pun berada aman di sana, jauh dari kritik para warga.

Pasquino masih digunakan sampai hari ini untuk menyampaikan pesan yang mengolok-olok pihak berwenang. Pada tahun 2011, sebagai tanggapan atas skandal seks di sekitar Perdana Menteri Silvio Berlusconi, pesan-pesan mulai muncul.

Isi pesannya antara lain, “Italia bukan rumah bordil” atau “Tubuh Italia tidak untuk dijual.” Ketika Pasquino dibungkus selama restorasi, sebuah catatan muncul, “Anda dapat membungkus Pasquino dengan baik tetapi dia tidak akan pernah diam.”

Kini, kata Pasquinade digunakan untuk menggambarkan sindiran atau cercaan yang disampaikan di tempat umum.