Misteri di Balik Karya Seni Berusia 1.300 Tahun Dipecahkan oleh Sains

By Wawan Setiawan, Minggu, 11 September 2022 | 11:00 WIB
Kuda penari terakota memiliki rumbai di dahinya yang membangkitkan rasa penasaran kurator di Museum Seni Cincinnati. (Cincinnati Art Museum/Gift of Carl and Eleanor Strauss, 1997)

 Baca Juga: Jejak Agama Bangsa Maya: Patung Dewa Jagung di Meksiko Baru Terungkap

 Baca Juga: Apakah Tentara Terakota Tiongkok Terilhami Seniman Patung Yunani Kuno?

 Baca Juga: Selidik Warna Tentara Terakota Penjaga Makam Kaisar Tiongkok

Para peneliti mengerahkan serangkaian uji molekuler, kimia, dan mineralogi dari mahakarya dan fitur-fiturnya tersebut. Mereka juga menggunakan teknik mutakhir seperti difraksi serbuk sinar-X, kromatografi ionik, dan spektroskopi Raman.

Strobbia selalu tertarik pada seni, dikelilingi oleh karya Raphael, Michelangelo, dan Bernini di Italia. "Saya pikir saya tumbuh sedikit manja datang dari Roma," katanya.

Dia dan rekan penelitinya menemukan bahwa memang, rumbai dahi patung itu terbuat dari plester, bukan terakota. Fitur itu ditambahkan ke patung menggunakan lem binatang.

Akhirnya, museum memutuskan untuk melepas rumbai sesuai dengan apa yang mereka ketahui tentang karya seni asli, kata Rectenwald. Di bawah rumbai, Rectenwald menemukan permukaan halus tanpa tanda-tanda yang mungkin terlihat di bawah hiasan pahatan. Ini memberikan lebih banyak bukti bahwa rumbai adalah tambahan berikutnya. Pada akhirnya, mereka pun memecahkan misteri yang telah dibuat selama 1.300 tahun.

Para peneliti juga menemukan bahwa dua jumbai lainnya diperbaiki pada waktu yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa patung itu adalah subjek dari berbagai upaya restorasi selama berabad-abad, kata Rectenwald. "Itu dipulihkan setidaknya dua kali dalam hidupnya," ujarnya. "Menemukan sesuatu yang baru tentang sebuah karya seni benar-benar menarik."