Nationalgeographic.co.id - Alberto Ruz Lhuillier (1906-1979) menulis dalam buku The Mayas bahwa bangsa Maya kuno menyembah banyak dewa. Salah satunya adalah dewa jagung yang diidentifikasi sebagai "seorang pemuda yang kepalanya memanjang menyerupai bentuk tongkol dan dikelilingi oleh dedaunan."
Sosok dewa ini dibuat menjadi patung. Beberapa bulan yang lalu, para arkeolog menemukannya selama pekerjaan konservasi di koridor El Palacio Palenque, Chiapas, Meksiko. Usianya diperkirakan lebih dari 1.300 tahun dan menjadi kepala berplester pertama yang ditemukan di situs.
Penemuan itu "memungkinkan kita untuk mulai mengetahui bagaimana Maya kuno Palenque terus-menerus menghidupkan kembali bagian mitos kelahiran, kematian, dan kebangkitan dewa jagung," kata peneliti Arnoldo Gonzalez Cruz dari National Institute of Anthropology and History (INAH) Chiapas Center, Meksiko, di AFP. Patung itu bagian dari persembahan yang rumit di dalam kolam.
Patung kepala itu ditemukan di dalam wadah hampir persegi yang dibentuk oleh tiga dinding dengan lebar satu kali tiga meter. Hidung dan mulutnya yang setengah terbuka muncul dari bawah lapisan tanah.
Ketika ditemukan, kepalanya berada di dalam kolam yang melintang arah timur dan barat. Ini menandakan bahwa kelahiran tanaman jagung dengan arah sinar matahari pertama. Menurut para peneliti, bagi bangsa Maya kolam berfungsi sebagai cermin air yang dapat dipantulkan kembali ke langit pada mereka.
Ketika eksplorasi arkeologi berlangsung, jelaslah bahwa patung itu adalah pusat persembahan bagi orang kaya yang ditempatkan di sebuah kolam. Bentuknya meniru pintu masuk dewa ini ke dunia bawah.
Kepala dewa jagung itu memiliki panjang 45 sentimeter dengan leber 16 sentimeter, dan tingginya 22 sentimeter. Bentuk itu sesuai dengan penjelasan Lhuillier, seorang pemuda dengan bentuk tengkorak yang jelas seperti tongkol jagung, dan rambutnya panjang seperti sutra jagung.
Baca Juga: Melihat Isi Dalam Piramida Maya Kuno, Apa yang DIsembunyikan di Sana?
Baca Juga: Studi Baru: Perekat Perhiasan Gigi Suku Maya Miliki Fungsi Ganda
Baca Juga: Sistem Penanggalan Maya dan Kepercayaan Tentang Akhir Kehidupan
Baca Juga: Benarkah Sistem Irigasi yang Buruk Penyebab Keruntuhan Peradaban Maya?
"Patung itu, yang pasti dimodelkan di sekitar penyangga batu kapur, memiliki ciri-ciri yang anggun: dagunya tajam, menonjol dan terbelah; bibir tipis dan menonjol keluar; bibir bawah sedikit miring ke bawah, dan gigi seri atas terlihat," kata Carlos Varela Scherrer dan Wenceslao Urbina Cruz, yang mengawasi penggalian sekaligus pemimpin lapangan. Mereka dari INAH juga.
Source | : | AFP,Archaeology News Network |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR