Perundungan Jadikan John Gacy sebagai Pogo, si Badut Pembunuh

By Galih Pranata, Minggu, 18 September 2022 | 11:00 WIB
Cuplikan salah satu adegan dalam serial Conversations with a Killer: The John Wayne Gacy Tapes shares the true story yang tayang di Netflix. Menggambarkan Gacy dalam kostum Pogo, si badut pembunuh. (Netflix)

Setelah berusia 18 tahun, Gacy merasa lelah dengan sejumlah pelecehan dan perundungan dari ayahnya. Ia yang masih tinggal dengan ayahnya kala itu, memutuskan untuk melarikan diri ke Las Vegas.

Di Las Vegas, Gacy bekerja untuk layanan ambulans untuk waktu yang singkat tetapi kemudian dipindahkan ke kamar mayat di mana ia dipekerjakan sebagai petugas. 

Pada malam terakhir Gacy bekerja di sana, dia masuk ke peti mati dan membelai mayat seorang remaja laki-laki. Setelah itu, dia sangat bingung dan terkejut dengan kesadaran bahwa dia telah terangsang secara seksual oleh mayat laki-laki!

Adegan menjelang eksekusi John Wayne Gacy dalam serial Conversations with a Killer: The John Wayne Gacy Tapes shares the true story yang tayang di Netflix. (Netflix)

Setelah dari Las Vegas, ia memutuskan untuk melanjutkan sekolah bisns. Meskipun tidak menyelesaikan sekolah menengah, dia diterima di Northwestern Business College, dia lulus pada tahun 1963.

Dia kemudian mengambil posisi trainee manajemen di Perusahaan Sepatu Nunn-Bush dan dengan cepat dipindahkan ke Springfield, Illinois, tempat dia dipromosikan ke posisi manajemen.

Di tempatnya bekerja, Gacy bertemu dengan seorang wanita, Marlynn Meyers bekerja di toko yang sama dan bekerja di departemen Gacy. Keduanya mulai berkencan dan sembilan bulan, kemudian mereka menikah.

Gacy segera bergabung dengan organisasi bernama Waterloo Jaycees, dan sekali lagi dia cepat naik pangkat. Pada tahun 1967, ia menerima pengakuan sebagai "Wakil Presiden Luar Biasa" dari Waterloo Jaycees dan mendapatkan kursi di Dewan Direksi. Ia semakin mahir dalam mempromosikan diri dan cepat naik pangkat.

Tidak seperti di Springfield, di Waterloo Jaycees memiliki sisi gelap yang melibatkan penggunaan obat-obatan terlarang, pertukaran istri, pelacuran, dan pornografi. Gacy meluncur ke posisi mengelola dan secara teratur berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Gacy juga mulai mewujudkan keinginannya untuk berhubungan seks dengan remaja laki-laki, yang banyak di antaranya bekerja di restoran ayam goreng yang dikelolanya, KFC. Dia mengubah ruang bawah tanah menjadi tempat nongkrong sebagai cara untuk menarik remaja.

 Baca Juga: Peter Kürten, Pembunuh Berantai yang Meminum Darah Korban-korbannya

 Baca Juga: Mary Bell, Bocah Pembunuh Berantai Berdarah Dingin Asal Inggris