Perundungan Jadikan John Gacy sebagai Pogo, si Badut Pembunuh

By Galih Pranata, Minggu, 18 September 2022 | 11:00 WIB
Cuplikan salah satu adegan dalam serial Conversations with a Killer: The John Wayne Gacy Tapes shares the true story yang tayang di Netflix. Menggambarkan Gacy dalam kostum Pogo, si badut pembunuh. (Netflix)

Nationalgeographic.co.id—Sudah banyak kesan ngeri yang ditimbulkan dari sosok pria di balik topeng badutnya. Meskipun badut berulang kali tampil untuk menghibur, tetap saja, terkadang ada perasaan ngeri terhadapnya.

Barangkali, kesan ngeri ini tidak pernah lepas dari ingatan kolektif tentang kejahatan si badut pembunuh, Pogo. Pogo tercatat dalam sejarah kelam yang mengisahkan seorang pembunuh berkedok badut.

Dialah John Wayne Gacy, seorang kriminal yang menjadi buronan kepolisian karena tindakan kejinya membunuh banyak orang. Ia mengenakan kostum badut yang dinamai Pogo dalam melancarkan aksinya.

Dilansir dari tulisan Charles Montaldo kepada ThoughtCo, John Wayne Gacy dihukum karena tindak penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan 33 pria antara tahun 1972 sampai penangkapannya pada tahun 1978. 

Charles menulisnya dalam sebuah artikel berjudul "John Wayne Gacy, the Killer Clown" yang terbit pertama kali pada 3 Juli 2019. Dia dijuluki "Badut Pembunuh" karena dia menghibur anak-anak di pesta dan rumah sakit sebagai "Pogo si Badut".

Barangkali, sakit mental dan psikopat yang dia derita berawal sejak dirinya berusia 4 tahun. Gacy dilecehkan secara verbal dan fisik oleh ayahnya yang merupakan pecandu alkohol. Meskipun dilecehkan, Gacy tetap mengagumi ayahnya.

Ketika Gacy berusia 7 tahun, dia dilecehkan berulang kali oleh seorang teman keluarga. Dia tidak pernah memberi tahu orang tuanya tentang hal itu, takut ayahnya akan menemukannya bersalah dan dia akan dihukum berat.

Perundungan yang ia alami sejak kecil, terus berlanjut. Saat duduk di bangku sekolah dasar, Gacy didiagnosa mengidap penyakit jantung bawaan yang membatasi aktivitas fisiknya. "Akibatnya, ia menjadi kelebihan berat badan dan mengalami ejekan dan perundungan dari teman-teman sekelasnya," imbuh Charles.

Dia menerima pemukulan secara teratur, tanpa alasan khusus selain ayahnya yang gemar merundunginya. Setelah bertahun-tahun dilecehkan dan mendapat perundungan dari berbagai pihak, "Gacy belajar sendiri untuk tidak menangis," terusnya.

Ia merasa terlalu sulit untuk mengejar apa yang dia lewatkan di sekolah saat dirawat di rumah sakit, jadi dia memutuskan untuk keluar. Ia menjadi anak putus sekolah dan memperkuat tuduhan terus-menerus ayahnya bahwa Gacy bodoh.

 Baca Juga: Kepribadian Psikopat Bisa Mencapai Kesuksesan Karier Lebih, Benarkah?

 Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang Psikopat Beserta Karakteristiknya